Kamis 01 Sep 2022 20:58 WIB

Makin Kreatif dan Tertib, Festival Balon Udara Wonosobo Didorong Jadi Agenda Wisata

Java Balloon Atraction 2022 bakal jadi bagian dari rangkaian Dieng Culture Festival.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Makin Kreatif dan Tertib, Festival Balon Udara Wonosobo Didorong Jadi Agenda Wisata (ilustrasi).
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Makin Kreatif dan Tertib, Festival Balon Udara Wonosobo Didorong Jadi Agenda Wisata (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Festival balon udara Kabupaten Wonosobo bisa dijadikan sebagai agenda wisata untuk meningkatkan kunjungan wisata di daerah setempat. Selain menyajkan kreativitas, penyelenggaraan festival balon udara ini juga semakin tertib.   

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku terkesan dengan kekompakan serta kreativitas warga Wonosobo dalam mempersiapkan festival balon udara (tanpa awak) yang sudah menjadi tradisi tahunan tersebut.

Baca Juga

“Anak- anak muda di Kabupaten Wonosobo sangat kreatif, maka saya mendorong agar festival balon udara yang sudah menjadi tradisi di Kabupaten Wonosobo tersebut terus dilakukan,” ungkapnya, Kamis (1/9/2022).

Gubernur mengaku, baru saja menemui sekelompok anak muda di Wonosobo yang sedang mempersiapkan dan melakukan uji terbang balon udara, di lapangan kompleks Taman Rekreasi Kalianget, Wonosobo.

Ia sengaja mampir untuk melihat kesiapan salah satu kelompok peserta ‘Java Balloon Atraction 2022’ di Kabupaten Wonosobo, yang akan dilaksanakan pada Ahad (4/9) nanti, di lokasi yang sama.

Terlebih, Java Balloon Atraction 2022 bakal menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Dieng Culture Festival (DCF) 2022. Setidaknya ada 25 kelompok balon udara di Kabupaten Wonosobo bakal memeriahkan atraksi balon udara ini.

Dari mereka, gubernur pun mendapatkan penjelasn untuk membuat satu balon udara menghabiskan biaya hingga Rp 3 juta. “Bupati Wonosobo memberikan stimulant Rp 500 ribu untuk tiap kelompok,” jelas Ganjar.

Sebelumnya, masih jelas gubernur, penerbangan balon udara di Kabupaten Wonosobo sudah menjadi tradisi dalam menyemarakkan lebaran. Namun tradisi ini sempat dilarang karena balon- balon tersebut diterbangkan bebas ke udara.

Sehingga dianggap dapat mengganggu lalu lintas penerbangan. Hingga akhirnya muncul ide tradisi balon udara itu dilombakan dengan cara tetap diikat agar tidak terbang bebas di udara. Selain itu kreasi balon tersebut juga dilombakan dan diberi apresiasi.

Sejak saat itu, kreativitas warga khususnya anak- anak muda semakin muncul dengan ragam desain dan corak yang memperlihatkan ciri khas dari budaya Kabupaten Wonosobo seperti motif carica, motif tari lengger dan lainnya.

Selain itu, pelaksanaannya juga semakin tertib. Maka kegiatan itu terus didorong akan menjadi sebuah tontonan yang akan angat ditunggu oleh masyarakat.

Di satu sisi, festival ini juga mampu menjadi ajang pamer kreativitas yang positif. “Sehingga nanti bisa kita dorong agar ini menjadi tontonan dan event ini nanti bisa menjadi destinasi,” tandas gubernur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement