Jumat 02 Sep 2022 08:45 WIB

Masyarakat Diingatkan Awasi Penyaluran BLT BBM Rp 600 Ribu

Kenaikan harga BBM bersubsidi sudah pasti akan mendorong inflasi.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Program kompensasi kenaikan BBM berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT). (ilustrasi)
Foto: Antara
Program kompensasi kenaikan BBM berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Malang Raya, Wildan Syafitri menyebut, bantuan sosial berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp 600 ribu sebagai langkah antisipatif atas kenaikan harga BBM subsidi adalah langkah tepat. Menurutnya, kenaikan harga BBM bersubsidi adalah suatu kebijakan yang sangat berat, tetapi merupakan pilihan terbaik yang harus dilakukan.

"Mengingat beban subsidi itu cukup besar sementara akibat dari krisis global, krisis energi, ini menyebabkan harga minyak tidak bisa dikontrol," kata Wildan di Surabaya, Jumat (2/9/2022).

Wildan mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi sudah pasti akan mendorong inflasi yang diikuti naiknya harga kebutuhan pokok, sehingga memberatkan masyarakat. Maka dari itu pemerintah menyiapkan kebijakan pemberian kompensasi berupa BLT. Penyaluran BLT, kata Wildan, harus benar-benar diawasi bersama agar tidak salah sasaran yang itu bisa menimbulkan permasalahan baru.

"Kemudian kita awasi juga potensi-potensi inflasi yang lain, misalnya kerawanan pangan, kemudian kenaikan harga pangan," ujarnya.

Wildan , kenaikkamenjelaskann harga BBM biasanya berakibat pada persistensi inflasinya mencapai 6 bulan. Ia pun berharap kenaikan harga BBM ini tidak secara langsung menurunkan pertumbuhan perekonomi yang sebelumnya sempat hancur dihantam pandemi Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement