Jumat 09 Sep 2022 15:02 WIB

ICCL UIN Solo Tumbuhkan Toleransi Beragama Lokal-Global

Ada keterkaitan yang sangat erat antara budaya, bahasa, dan agama.

Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
Konferensi The 1st International Conference on Cultures & Languages UIN Raden Mas Said Solo.
Foto: Dokumen
Konferensi The 1st International Conference on Cultures & Languages UIN Raden Mas Said Solo.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- The 1st International Conference on Cultures & Languages (ICCL) digelar bertepatan dengan Dies Natalis Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Solo ke-30.

Acara tersebut lahir dari kerja sama antara Fakultas Adab dan Bahasa UIN Raden Mas Said Surakarta dengan Forum Asosiasi Dosen Ilmu-ilmu Adab (ADIA). Tema yang diusung adalah Global (Global & Local) Reinforcement of Religious Tolerance in Post Pandemic Era.

ICCL dilaksanakan pada 7-8 September 2022 di Syariah Hotel, Solo. Hadir dalam acara tersebut pimpinan ADIA, pimpinan universitas, dan fakultas. Selain itu para presenter yang lolos abstrak yang berasal dari berbagai perguruan tinggi dan instansi lainnya baik dalam maupun luar negeri.

Adapun dalam conference ini terdapat 132 pengirim abstrak. Sedangkan yang lolos sebanyak 91 peserta melalui proses review yang ketat. "Yang lolos beberapa di antaranya berasal dari Singapura, Malaysia, Nepal, dan India," kata Dekan Fakultas Adab dan Bahasa Toto Suharto, Jumat (9/9/2022).

Selain itu, Wakil Rektor 1 UIN Raden Mas Said, Imam Makruf mengatakan, adanya keterkaitan yang sangat erat antara budaya, bahasa, dan agama. Menurutnya, keberadaan kampus menjadi sangat strategis untuk menjadi garda terdepan dalam menyiapkan para generasi bangsa yang tidak hanya berilmu, tetapi juga berbudaya, memiliki religiusitas yang baik, dan kesantunan berbahasa.

"Conference merupakan salah satu forum ilmiah yang dapat dijadikan upaya untuk menggali, mengembangkan, dan sharing best practice," jelasnya

Sementara itu, pemateri pertama, Gus Ulil Abshar Abdalla, menjelaskan bentuk toleransi melalui kitab Faisholu al-Tafriiqoh. Menurutnya karya al-Ghazali tersebut menjelaskan tentang pola pemahaman agama yang tidak hanya tekstualism.

"Tidak hanya tekstual namun terdapat lima pintu masuk yang lain sehingga mampu menciptakan toleransi," terangnya secara luring.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement