REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Kabupaten Sleman menyatakan keprihatinannya atas besarnya anggaran negara untuk subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan listrik. Untuk mengurangi beban keuangan negara tersebut, HPN Kabupaten Sleman mendorong kepada masyarakat dan kelompok masyarakat mengoptimalkan pemanfaatan energi terbarukan.
"Sebagai Warga Negara Indonesia, kita harus memiliki kepedulian terhadap tingginya subsidi BBM dan listrik. Karena itu, kami minta masyarakat agar hemat BBM dan listrik. Jika perlu, gunakan energi terbarukan yang sudah ditemukan para peneliti dunia," kata Sekretaris HPN Kabupaten Sleman, Yusron saat silaturahmi di kediaman Pengasuh Pondok Pesantren Salafiah Alqodir, Cangkringan, Sleman, DIY, KH Masrur Ahmad, seperti tertulis dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (13/9/2022).
Ikut mendampingi Yusron yaitu Pengurus HPN Kabupaten Sleman Ahmad Riyadi, dan sejumlah tokoh muda Indonesia yang peduli dengan energi terbarukan. Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan demonstrasi penggunaan kompor listrik bertenaga baterai surya karya anak Bangsa Indonesia.
Para peserta forum silaturahmi tersebut sepakat bahwa masyarakat harus segera mulai mengubah pola pemanfaatan energi dari fosil ke energi terbarukan yang lebih hemat dan efisien. Baik itu di lingkungan rumah tangga, industri, perkantoran, lembaga pendidikan, pusat bisnis, dan lain sebagainya.
Sebagai WNI yang tak ingin uang negera habis untuk subsidi BBM dan listrik, Gus Yusron dan Kiai Masrur sepakat perlu adanya gerakan radikal terkait pemanfaatan energi terbarukan.
Dua tokoh NU ini akan terus mendorong kepada para pengurus PBNU lebih serius mengkampanyekan optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan. Alasannya, bila masyarakat tidak dipaksa mengubah pola pemanfaatan energi, dari energi fosil ke non fosil. Maka, pencemaran karbon di bumi akan semakin memburuk.
"Imbasnya, tentu berpengaruh pada ketahanan tubuh dan kesehatan manusia," kata Yusron, aktivis penggerak energi terbarukan Indonesia ini.
Sebagai tokoh NU yang peduli dengan energi, Kiai Masrur menjelaskan, pihaknya akan segera berkomunikasi dengan jajaran pengurus PBNU. Ia ingin, momentum peringatan Harlah NU 1 Abad pada Februari 2023 mendatang juga mengangkat isu tentang optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan. Jika perlu, NU menjadi garda terdepan dari unsur civil society yang serius melakukan gerakan mengurangi pencemaran lingkungan dan udara sesuai dengan kesepakatan negara-negara anggota PBB.
"NU memiliki peran yang sangat besar untuk mencegah dan mengurangi pencemaran lingkungan dan udara. Sebab, warga nahdiyin jumlahnya puluhan juta orang. Sudah saatnya NU ikut memikirkan masa depan bumi dengan berbicara masalah optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan dalam forum-forum nasional dan internasional," kata kiai berpenampilan nyentrik yang tinggal di lereng Gunung Merapi ini.