REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Salah satu kunci dalam menjalankan usaha yang dimiliki adalah kualitas diri sendiri. Hal tersebut dikarenakan hasil yang bagus tidak selalu merupakan buah dari alat atau media pendukung, karena setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda.
"Kalau punya usaha jangan cuma ikut-ikutan orang lain, nanti gagal," kata CEO Andi's Video, Januarius Andi Purba saat berbicara dalam Gala Dinner & Talkshow 'Masa Lalu dan Masa Depan Bisnis Multimedia' Spesial #1DekadeIFrame di Hotel Grand Serela Yogyakarta, Selasa (20/9/2022) malam.
Ia menjelaskan walaupun seseorang memiliki jenis bidang usaha yang sama dengan orang lain, yang bersangkutan tetap harus menunjukkan ciri khasnya. "Bisnis rental itu asal punya modal bisa jalan. Tetapi (bisnis) syuting atau foto(grafi) kalau tidak senang tidak mungkin jalan," lanjut Andi dalam talkshow yang juga ditayangkan secara live streaming tersebut.
Menurut Andi, yang telah berkecimpung 37 tahun di bidang multimedia, dalam menjalankan sebuah usaha setiap orang harus tetap mempelajari konsep-konsepnya. Oleh karena itu ia mengimbau agar para pelaku usaha untuk terus meningkatkan pengetahuannya dengan mempelajari ilmu-ilmu baru. "Saya sebelum mendirikan usaha selalu terlebih dahulu membaca buku-buku (tentang bidang tersebut)," kata Andi.
Selain menghadirkan Andi, talkshow kemarin juga diisi oleh Direktur Utama GM Production, Ridho Sinto Mardaris, dan CEO Jagaters Studio, Joko Intarto. Dalam paparannya, Ridho juga menyampaikan bahwa di masa depan kualitas merupakan hal yang penting karena hal itu merupakan bukti dari keahlian yang dimiliki pada suatu bidang.
Selain itu, kualitas tersebut juga perlu didukung dengan adanya verifikasi dan sertifikasi pada bidang usaha yang digeluti. "Klien nantinya akan membandingkan harga dengan kualitas," kata Ridho dalam kesempatan tersebut.
Sehingga menurut dia penting bagi komunitas-komunitas serta asosiasi-asosiasi usaha yang ada untuk melakukan standardisasi pelayanan dan standardisasi kualitas. "Sehingga kita (antar pelaku usaha) tidak banting-bantingan harga. Karena kalau melakukan itu kita pasti kalah sama pemodal," ujar Ridho.
Sementara itu, Joko Intarto memberikan tips bagaimana agar bisa bertahan hidup pada bisnis multimedia. Menurut Joko, yang merupakan sahabat Dahlan Iskan tersebut, orang-orang yang akan menjadi pemenang pada bisnis ini nantinya adalah orang-orang yang telah memiliki bisnis online, memiliki bahan konten, bisa melakukan produksi sendiri, serta memiliki channel.
"Karena kebutuhan yang dulunya harus disediakan orang lain, saat ini bisa dikerjakan sendiri. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi perusahaan rental, karena semakin banyak masyarakat yang dapat mengeksplorasi sendiri tentang dunia foto maupun video," ujar Joko.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PT IFrame Solusi Multimedia, Muhammad Zulfi Ifani dalam sambutannya mengucapkan syukur perusahaan yang dipimpinnya berhasil menapaki usia 10 tahun. Ia pun mengutip sebuah survei di mana dari 100 perusahaan yang berdiri saat ini sebesar 40 persennya jatuh bangkrut pada tahun kedua, kemudian 80 persennya jatuh pada tahun kelima, dan pada tahun ke-10 sebanyak 96 persen yang jatuh.
Sehingga jika 10 tahun lalu terdapat 100 perusahaan multimedia yang berdiri, maka berdasarkan survei tersebut hanya ada empat perusahaan yang mampu bertahan. "Alhamdulillah dari empat (perusahaan) itu salah satunya adalah IFrame," kata Fani.
Fani menceritakan, sejak berdiri 10 tahun lalu perjalanan IFrame tak pernah mulus. Selalu saja ada dinamika yang terjadi. "Terbentur, terbentur, dan terbentuk. Kalau sudah terbentuk terbentur lagi dan seterusnya. Selamanya mungkin akan seperti itu karena itu adalah kodrat alam bahwa manusia itu akan terus bertumbuh," ujar alumnus Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.