REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -– Akibat akan dibangunnya dua jembatan Mojo dan Jurug B, beberapa masyarakat yang terdampak akhirnya mencari jalur alternatif, Kamis (22/9/2022).
Jembatan Jurug B telah memasuki penutupan jalan dan tahap konstruksi pertama, Selasa (20/9/2022) lalu. Sedangkan Jembatan Mojo baru akan mulai penutupan, Senin (26/9/2022).
Isnaini salah seorang warga asal Mojolaban, Sukoharjo, mengatakan biasanya melalui jembatan Mojo ketika berangkat kerja ke daerah Beteng. Namun, karena jembatan akan dibangun ia memutuskan mencari jalan alternatif yakni jembatan Sasak. Alasannya, agar tidak terlalu lama ketika hendak berangkat atau pulang kerja.
"Kan Jembatan Mojo mau ditutup dan ini rencananya survey dulu soalnya lebih dekat kalau lewat sini (Jembatan Sesek)," kata Isnaini, Kamis (22/9/2022).
Namun, setelah survey di Jembatan Sesek Isnaini mengaku takut melalui melihat kondisi jembatan tersebut. Mengingat jembatan itu dibangun seadanya dan swadaya oleh masyarakat.
"Iya baru kali ini mau mencoba lewat sini. Saya takut nyungsep, lebih baik memutar soalnya saya rasa jalannya nakutin, tidak ada yang menyebrangkan kalau dari sisi barat," ungkapnya.
Sementara itu, Novi warga asal Palur, Karanganyar mengungkapkan hal sama. Pasalnya menurutnya kalau lewat Jembatan Bacem atau Jurug C kelamaan. Namun setelah melihat jembatan Sasak ia mengatakan bahwa mending lama tapi faktor keamanan terjamin.
"Kalau lewat sana (Jembatan Bacem atau Jurug C) lama, macet juga mungkin. Tapi kalau lewat sini, saya jadi mikir mending lama daripada uji nyali soalnya belum terbiasa," ungkapnya.
Sementara itu, menurut pihak pengelola Jembatan Sasak dibuat dari sekitar 100 bambu, 34 drum atau tong. Kemudian dirakit yang memakan waktu sekitar dua minggu.
"Ini baru dipasang semalam. Selesai dibuat langsung dipasang," Kata Sugiyo Warga Desa Gadingan RT 03 RW 03,Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo (71) saat ditemui, Kamis (22/9/2022).
Menurutnya, Tujuan pembuatan sasak ini untuk mempermudah akses warga di dua wilayah antara Mojolaban dan Bekonang yang bekerja di Kota Solo. Jembatan itu sendiri dibuat saat musim kemarau, dimana kondisi air Sungai Bengawan Solo menyusut alias tidak deras.
"Untuk memudahkan warga dan sengaja dibuat. Setiap tahun pas musim kemarau pasti buat jembatan, nanti pas musim hujan dan airnya tinggi jembatan kita lepas," paparnya.
Sugiyo menjelaskan bahwa pembuatan jembatan ini tidak ada kaitannya dengan penutupan jembatan Mojo dan Jurug. Ide jembatan sasak ini sudah ada sebelum wacana adanya penutupan dua jembatan itu.
"Tidak ada kaitannya dengan itu. Sebelum rencana penutupan dua jembatan itu, saya sudah buat ini," pungkas Sugiyo.
(Co2 Muhammad Noor Alfian Choir)