REPUBLIKA.CO.ID,SUKOHARJO -- Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi menegaskan, peristiwa ledakan yang terjadi di kompleks Asrama Arumbara, Desa Telukan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukojarjo, Ahad (25/9) sore tidak terkait dengan aksi teror.
Kapolda memastikan, terjadinya ledakan yang sempat mengagetkan warga lingkungan Grogol Indah dan melukai seorang anggota Polresta Surakarta, Bripka Dirgantara Pradipta (35) tersebut diduga terjadi akibat dari kelalaian.
"Artinya, saya pastikan bahwa ledakan di wilayah kita, di daerah Sukoharjo tidak ada unsur teror. Diduga hanya kelalaian anggota yang menyebabkan bahan itu meledak," jelas Ahmad Luthfi dalam konferensi pers di Polsek Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Ahad malam.
Kapolda menyampaikan, peristiwa ledakan tersebut terjadi pada pukul 18.20 WIB, lokasinya berada di pekarangan kosong sebelah asrama anggota Brimob. Hasil olah TKP yang dilakukan dan melibatkan anggota penjinak bom (jibom) di lokasi telah ditemukan bubuk hitam.
Bubuk hitam ini kita duga adalah bahan petasan. Jadi bubuk hitam kita temukan dalam dua kantong plastik dengan ukuran 1 ons dan empat bungkus plastik kosong sisanya residu. Kemudian juga ditemukan uceng (sumbu petasan).
Hasil pengembangan penyidikan sementara terungkap bahwa paket itu benar datangnya dari Indramayu yang dipesan tanggal 22 April 2021. Pemesannya adalah CV Mandiri Sujono Indramayu yang kini sudah diamankan di Polres Indramayu.
"Penerimanya adalah saudara A yang ada di Klaten dan saat ini sudah kita amankan di Mapolresta Surakarta," lanjutnya.
Kapolda juga menyampaikan, bahwa benar anggota Polri yang hari ini menjadi korban pernah melakukan razia --sekitar satu tahun yang lalu-- terkait paket pesanan online bubuk hitam diduga bahan petasan, yang oleh CV itu disebutkan sebagai bahan untuk mengusir tikus di wilayah Klaten.
Sehingga ledakan di wilayah Sukoharjo ini tidak ada unsur teror, kecuali adanya dugaan kelalaian anggota yang menyebabkan bahan itu meledak. Polisi belum dapat memastikan lalai dikarena korban --dalam hal ini anggota-- masih dalam kondisi sakit di rumah sakit.
Nanti --kalau sudah saatnya-- yang bersangkutan juga bakal diperiksa. "Tetapi anggota lain yang sudah kita lakukan pemeriksaan, membenar bahwa pada saat itu di daerah Jurug pernah dilakukan operasi COD pengiriman bubuk hitam yaitu bahan mercon/ petasan," tandas kapolda.
Ahmad Luthfi juga menambahkan, apa yang disampaikannya ini masih berupa informasi awal nanti penyidikan lengkap akan drilis secara konferensi terkait dari hasil identifikasi Inafis maupun dan pemeriksaan saksi lainnya.
Jadi apa yang saya sampaikan ini hanya informasi hasil penyidikan awal dan masyarakat tidak perlu resah bahwa ini tidak ada unsur teror sama sekali. Tetapi Ini benar terkait pemesanan online bahan bubuuk hitam dari Indramayu.
"Baik pengirim dan penerimya sudah kita amankan. Anggota yang mengamankan operasi dan sekarang menjadi korban belum kita lakukan pemeriksaan," tandas kapolda Jawa Tengah.