Oleh : HD Iriyanto
REPUBLIKA.CO.ID, Salam Metamorfosa, Salam Perubahan…
Prasangka atau praduga bisa dimaknai sebagai pendapat atau anggapan tentang sesuatu sebelum mengetahui, menyaksikan, atau menyelidiki sendiri. Sifat prasangka atau praduga bisa positif maupun negatif. Namun dalam pengertian sehari-hari, prasangka atau praduga cenderung dimaknai sebagai hal yang negatif. Karena terkait dengan emosi dan keyakinan, maka prasangka atau praduga seringkali tidak terbuka terhadap alasan yang berlawanan.
Dalam kehidupan seseorang, prasangka atau praduga demikian seringnya muncul. Apakah itu terkait dengan aktivitas sehari-hari, pekerjaan atau profesi, maupun hal-hal yang ada hubungannya dengan nasib dan keberuntungan. Mengingat prasangka atau praduga ini tak mungkin dihilangkan dari kehidupan sehari-hari, maka ada baiknya jika prasangka atau praduga ini kita kelola dengan baik, agar hasilnya bisa lebih menguntungkan.
Para pembaca yang siap berubah menjadi lebih baik…
Mengelola prasangka atau praduga memang harus dilakukan dengan kesadaran penuh. Bukan menunggu kebetulan, atau menunggu datangnya keberuntungan. Menurut hasil renungan dan pengalaman saya selama ini, prasangka atau praduga bisa kita kelola dengan kiat-kiat sebagai berikut.
Pertama, ambillah sebagai hikmah atau pelajaran. Saat kita mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan, maka sebaiknya kita bertanya ‘pelajaran apa yang sedang Allah berikan atau kirimkan kepada saya?’ Dengan bertanya seperti ini, kita berusaha untuk mencari jawaban yang positif. Ketika dagangan makanan kita masih tersisa banyak, boleh jadi itu bentuk teguran Allah agar kita menambah sedekah kepada orang lain.
Menjadi amat berbeda, jika kita bertanya ‘mengapa hal ini terjadi pada saya? Mengapa tidak ditimpakan kepada orang lain saja?’ Narasi semacam ini bakal menggiring kita pada sikap menyalahkan pihak lain. Tidak menutup kemungkinan, kita bakal menyalahkan Allah SWT. Jika ini terjadi, maka amatlah besar dosa kita kepada Allah SWT.
Kedua, carilah manfaat atau benefitnya. Bayangkan ketika Anda sedang terbaring sakit. Apa saja manfaat yang bisa Anda peroleh? Selain mendapat ampunan Allah SWT, kondisi sakit membuat Anda bisa istirahat dari hiruk pikuknya pekerjaan dan kegiatan. Juga bisa menjadi lebih dekat secara fisik dan emosi dengan anggota keluarga yang lain.
Dari cerita teman jamaah haji, saat sakit beliau bisa menghatamkan Quran nyaris setiap hari. Keberhasilan menghatamkan Quran seperti ini hampir mustahil dilakukan ketika dalam kondisi sehat, dan sibuk dengan aneka pekerjaan dan aktivitas. Demikian pula saat pandemi melanda negeri, ternyata banyak berkah yang diberikan Allah kepada para pembuat hand sanitizer, masker, frozen food, serta jasa kurir dan kargo.
Adapun yang ketiga, gunakan banyak perspektif. Munculnya prasangka atau praduga buruk pada umumnya merupakan hasil dari perspektif yang sempit dan negatif. Oleh karena itu cobalah untuk menghadirkan prespektif yang berbeda atau berlawanan. Saat saya bertemu dokter ahli penyakit dalam, karena saya memeriksakan gula darah yang naik tajam, dokter memberikan perspektif yang tidak lazim.
“Anda mestinya bersyukur sudah dititipi diabetes oleh Allah SWT. Ingat, bahwa tidak semua orang mendapat kepercayaan Allah untuk dititipi diabetes. Karena Anda dititipi, itu artinya Anda dipercaya oleh Allah SWT”, ujar dokter kepada saya. Mendengar ungkapan yang tidak biasa ini, saya pun berubah pandangan. Rasa percaya diri seketika muncul, menggantikan rasa cemas dan khawatir yang secara umum banyak melanda para pengidap diabetes.
Itulah tiga kiat untuk mengelola prasangka atau praduga. Lewat melatih diri menggunakan tiga kiat tadi, energi prasangka atau praduga bisa lebih diarahkan untuk menghasilkan hal-hal yang lebih menguntungkan. Atau hal-hal yang lebih memberdayakan diri kita. Selamat berlatih mulai hari ini. Keep spirit & change your life.