Senin 26 Sep 2022 22:42 WIB

Basarah Apresiasi Polri Gerebek 19 Praktek Judi di Malang

Basarah menyadari sangat sulit memberantas perjudian.

Basarah Apresiasi Polri Gerebek 19 Praktek Judi di Malang. Wakil Ketua MPR yang juga Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Basarah Apresiasi Polri Gerebek 19 Praktek Judi di Malang. Wakil Ketua MPR yang juga Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mengapresiasi langkah Polres Malang yang menggerebek sebanyak 19 praktek judi dan menangkap 27 tersangka sejak Januari hingga September 2022.

"Perjudian merusak moral bangsa dan tidak sesuai dengan kebudayaan nenek moyang kita yang rajin bekerja dan berkarya. Kita dikenal sebagai bangsa pelaut, bukan bangsa pemalas, penjudi itu orang malas," kata Basarah dalam keterangannya di Jakarta, Senin (26/9/2022).

Baca Juga

Dia memuji Polres Malang yang telah bergerak aktif memerangi perjudian sebelum Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo secara resmi memerintahkan jajarannya memberantas perjudian.

Basarah menyadari sangat sulit memberantas perjudian apalagi jika tindakan melawan hukum itu dilakukan secara daring.

 

Karena itu dia mendorong Polri untuk tidak lelah memerangi tindak pidana yang melanggar pasal 27 ayat 2 jo Pasal 45 ayat 2 UU ITE itu.

"Dalam pasal itu dikatakan pihak yang secara sengaja mendistribusikan atau membuat dapat diaksesnya judi daring dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak Rp1 miliar," ujarnya.

Menurut dia, generasi Indonesia ke depan harus menjadi bangsa yang rajin bekerja, bukan bangsa yang bermalas-malasan tapi ingin cepat kaya.

Basarah mengatakan dahulu para pendiri bangsa memperjuangkan kemerdekaan negara dengan darah dan nyawa namun generasi saat ini malah mengisinya dengan sengaja melanggar hukum dan berleha-leha.

Dia mengingatkan tentang pentingnya membangun karakter rakyat Indonesia yang pernah diperjuangkan Bung Karno melalui konsep Trisakti.

"Bung Karno saat itu mengaku membangun karakter bangsa bukan perkara mudah karena bangsa Indonesia saat itu baru saja merdeka dari penjajahan Belanda selama tiga setengah abad dan tiga setengah tahun Jepang yang membuat mereka terbiasa menjadi bangsa kuli di antara bangsa-bangsa lainnya," katanya.

Menurut dia, akibat perjuangan melawan Belanda, Bung Karno menyadari banyak terjadi kerusakan material, mental, serta moral di kalangan masyarakat.

Dia mengatakan jika memperbaiki kerusakan mental dan moral yang sangat sukar itu telah dilakukan Bung Karno dan pendiri bangsa lainnya, mengapa sekarang generasi saat ini malah merusaknya dengan judi.

Basarah mengingatkan bahwa perjudian adalah salah satu ''penumpang gelap'' kemajuan teknologi komunikasi yang di dalamnya kelompok-kelompok tertentu menjadikanya sarana kampanye ideologi transnasional, liberalisme, dan fundamentalisme agama yang menyasar ke semua lapisan masyarakat.

"Semangat judi daring juga sama, yaitu sama menyusupkan virus malas berkarya dan malas bekerja. Karena dipromosikan lewat selebgram, popularitas artis, atau mendompleng acara olahraga, dalam banyak kasus mereka yang diamankan dalam kasus judi ini adalah pelaku dengan kisaran usia produktif," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement