REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan vaksin meningitis akan tersedia pada awal Oktober. Sebelumnya, kalangan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) mengeluhkan kelangkaan vaksin meningitis yang terjadi saat ini. Kelangkaan ini membuat keberangkatan jamaah umrah ke Tanah Suci terhambat
"Ada 250 ribu nanti awal Oktober sudah dapat persetujuan BPOM baru nanti akan diberikan," ujar Budi di Jakarta, Kamis (29/9/2022).
Hadir dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir membenarkan adanya kelangkaan vaksin meningitis. Salah satu penyebabnya lantaran fokus pada pandemi Covid-19.
"Kemarin kita fokus pandemi gitu ya sehingga umrah baru mulai lagi, jadi memang kelangkaan," ungkap Honesti.
"Penyebab kedua, karena dari sisi suplai juga, produksi 5-6 bulan, mereka juga berproduksi, tes lagi, kemudian kita juga urus lagi ke BPOM. Tapi secara bertahap saya pikir kita bisa selesaikan," sambungnya.
Honesti melanjutkan, saat ini Indonesia belum memproduksi sendiri vaksin meningitis dan baru bekerjasama dengan produsen dari Cina. Namun, ia memastikan sampai Desember nanti akan 600 ribu dosis vaksin yang datang
"Memang gap time produksi cukup lama juga sekitar 5-6 bulan. Tapi alhamdulillah kemarin sudah datang 150 ribu dosis dan akan datang lagi secara bertahap. Totalnya sampai Desember 600 ribu dosis yang datang," terangnya.
"Yang datang sekarang kita tes untuk bisa mendapatkan izin rilis dari BPOM sebelum nanti bisa diberikan pertama untuk yang umrah," lanjutnya.
Sebelumnya, Direktur Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama Nur Arifin mengatakan, Kementerian Kesehatan akan melakukan langkah untuk mengatasi kelangkaan vaksin meningitis untuk jemaah umrah.
"Upaya yang dilakukan oleh Kemenkes adalah merelokasi stok vaksin ke provinsi yang stoknya habis," ucap Nur Arifin saat dikonfirmasi, Senin (26/9/2022).
Kemenkes, lanjutnya, juga akan mempercepat proses pengadaan vaksin meningitis. Ditargetkan vaksin akan tersedia pada Oktober 2022.
Selain itu, Kemenag juga akan melakukan pembicaraan lebih lanjut dengan Kemenkes dan pemangku kepentingan lainnya. "Besok kami juga akan melakukan rapat bersama Kemenkes dan stakeholder untuk membahas keterbatasan stok vaksin meningitis," ungkap Nur Arifin.