REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA - Saat ini singkong atau ubi kayu sudah dikembangkan oleh Rumah Mocaf dampingan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah ke berbagai macam produk olahan seperti tepung mocaf dan berbagai produk turunannya.
Dalam perjalanannya, kebutuhan bahan baku pembuatan produk olahan tersebut di Banjarnegara semakin meningkat serta membutuhkan suplai dalam jumlah yang besar.
Untuk memenuhi hal tersebut Rumah Mocaf bekerjasama dengan koperasi produsen Bima Lukar membentuk Rumah Produksi Mocaf di Kecamatan Bawang yang diresmikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nasir, Kamis (29/9/2022).
Peresmian ditandai dengan pemotongan pita dan peninjauan lokasi oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah bersama Staff Khusus Menteri Bidang Hukum, Pengawasan Koperasi dan Pembiayaan, Agus Santoso dan Sekretaris Daerah Banjarnegara, Indarto beserta jajaran Forkopimda Banjarnegara.
Haedar Nasir berharap dengan adanya rumah produksi tersebut bisa memenuhi kebutuhan produksi mocaf dan produk olahan singkong lainnya.
"Selain itu juga akan berdampak kepada masyarakat, membantu para petani singkong untuk mempertahankan kedaulatan pangan," kata Haedar dalam rilis yang diterima Republika, Jumat (30/9/22).
Menurutnya, rumah produksi mocaf ini menunjukan semangat serta keinginan berprestasi di bidang usaha dengan modal kemandirian dan kolaborasi.
Lebih jauh dia mengatakan, Muhammadiyah ke depan akan membangun kekuatan ekonomi hingga menyangkut usaha kecil menengah. Dengan dibangunnya kekuatan ekonomi dia menilai akan membuka peluang usaha dan lapangan kerja bagi masyarakat luas.
"Kita sudah memiliki amal usaha pendidikan, kesehatan dan pelayanan sosial. Ke depan kita akan membangun kekuatan ekonomi untuk mewujudkan masyarakat yang bermartabat. Jadi kehadiran Muhammadiyah akan semakin bermanfaat untuk masyarakat luas," tuturnya.
Sekretaris Daerah Banjarnegara Indarto memberikan apresiasi serta terima kasih kepada Muhammadiyah serta berbagai pihak yang terus berupaya mengembangkan potensi dan meningkatkan derajat ubi kayu hingga menjadi produk lokal yang mendunia.
“Semoga akan membawa manfaat bagi peningkatan perekonomian masyarakat, khususnya kesejahteraan yang lebih baik bagi petani singkong,” ujar Indarto.