Senin 03 Oct 2022 14:43 WIB

Bensin hingga Tarif Ojol Jadi Pendorong Inflasi Jatim

Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok transportasi.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Bensin hingga Tarif Ojol Jadi Pendorong Inflasi Jatim. Ilustrasi Inflasi
Foto: Foto : MgRol112
Bensin hingga Tarif Ojol Jadi Pendorong Inflasi Jatim. Ilustrasi Inflasi

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat terjadinya inflasi sebesar 1,41 persen pada September 2022, yaitu dari 111,60 menjadi 113,17. Adapun, tingkat inflasi tahun kalender September 2022 sebesar 5,51 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2022 terhadap September 2021) sebesar 6,80 persen.

Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan menjelaskan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga secara umum, yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Dari sebelas kelompok pengeluaran, sembilan kelompok mengalami inflasi, satu kelompok mengalami deflasi, dan satu kelompok lainnya tidak mengalami perubahan.

Baca Juga

Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok transportasi sebesar 9,38 persen. Kemudian diikuti kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,17 persen, serta kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,62 persen. Kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,24 persen.

"Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada September 2022 antara lain bensin, solar, beras, rokok kretek filter, angkutan antar kota, bakso siap santap, tarif kendaraan roda 4 online, tarif kendaraan roda 2 online, ayam goreng, dan sabun mandi," kata Dadang, Senin (3/10).

 

Dadang melanjutkan, nerdasarkan penghitungan angka inflasi di delapan kota IHK di Jawa Timur selama September 2022, seluruhnya mengalami inflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Surabaya sebesar 1,52 persen. Kemudian diikuti Jember sebesar 1,37 persen, Kediri sebesar 1,36 persen, Madiun sebesar 1,28 persen, Malang sebesar 1,06 persen, Probolinggo sebesar 0,98 persen, Sumenep sebesar 0,95 persen, dan Banyuwangi sebesar 0,87 persen.

"Jika dibandingkan tingkat inflasi tahun kalender di delapan kota IHK Jawa Timur, Jember merupakan kota dengan inflasi tahun kalender tertinggi yaitu mencapai 5,96 persen. Sedangkan kota yang mengalami inflasi tahun kalender terendah adalah Probolinggo sebesar 4,20 persen," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement