REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Dalam rangka Hari Batik Nasional, Ibu Negara Iriana Jokowi dan Wury Ma'ruf Amin serta OASE KIM berparade kebaya bersama 35 perempuan mandiri di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah.
Iriana Jokowi bersama rombongan berparade menggunakan kebaya mulai dari kantor Wali Kota Solo, Loji Gandrung, hingga di depan batik Danar Hadi. Parade tersebut juga diramaikan hampir 3,000 peserta yang juga menggunakan kebaya sebagai atasan dan kain batik sebagai bawahan.
"Kepada para perempuan Indonesia, pesinden, perawit, penari, buruh gendong, bakul jamu, dan pembatik yang selalu setia mengenakan kain dan kebaya dalam bekerja dan melakukan kegiatan sehari-hari, semoga kesetiaan dan kecintaan ibu-ibu pada kain dan kebaya akan menginspirasi kaum perempuan dan generasi muda Indonesia," kata Iriana ketika memberi sambutan.
Iriana berharap parade kebaya yang bertepatan dengan Hari Batik Nasional ini dapat membuat generasi penerus bangga, khususnya pada kebaya. Ia juga mengatakan parade ini bisa menumbuhkan kecintaan pada budaya luhur bangsa.
"Semoga perempuan dan generasi muda bangga dan makin mencintai kain dan kebaya sebagai citra perempuan Indonesia dan saya juga menyampaikan selamat Hari Batik Nasional," terangnya.
Sementara itu, Dian Nur Wulandari asal Semanggi (40) mengaku bahwa ia sehari-sehari ketika berjualan jamu gendong memang sudah menggunakan kebaya. Menurutnya hal tersebut adalah sebagai salah satu upayanya untuk melestarikan budaya yang ada.
"Dengan memakai kebaya itu untuk nguri-uri budaya Jawa," terangnya. Sebelumnya, Dian mengaku berpikir bahwa memakai kebaya itu terkesan ribet.
Namun, setelah 2018 ia sering memakai kebaya ternyata tidak seribet itu. "Ah ribet pakai kebaya, dulu saya pikir begitu, tapi ternyata enggak juga. Ternyata setelah memakai kebaya sehari-hari nyaman juga. Apalagi sekarang sudah banyak variasinya," tegasnya.