REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bisnis busana kembali menggeliat usai dihantam pandemi Covid-19 yang berlangsung dua tahun terakhir. Ditambah lagi, dengan tren busana terkini yang berkembang semakin pesat membuat orang berlomba-lomba membuat merek busana baru.
Pemilik Azlia Muslim Wear, Emilia mengungkapkan, gagasan untuk membangun bisnis di dunia busana itu sebenarnya tercetus pertama kali pada 2018 lalu. Saat itu, Emil mengaku cukup kesulitan mencari model gamis yang sesuai dengan keinginan.
Kondisi itu memaksanya berkreasi membuat gamis sendiri. Emil harus membeli kain sendiri, kemudian dijahitkan dengan model yang memang sesuai keinginan sendiri. Setelah pakaian yang dijahitkan jadi, ternyata banyak teman-teman yang menyukai.
Dari situ, Emil mendapatkan gagasan untuk membuat bisnis busana Muslimah yang dengan mudah dapat digunakan teman-teman sendiri. Ia merasa, ketika baru mulai berjualan selama menjadi mahasiswa ada relasi yang bagus, teman-teman sendiri.
Alumnus Prodi Pendidikan Agama Islam UII tersebut menerangkan, kondisi itu cukup berbeda ketika baru memulai usaha ketika sudah lulus. Sebab, teman-teman yang mudah dijumpai, akhirnya harus memprioritaskan kebutuhannya masing-masing.
"Sudah memiliki kesibukan di dunianya sendiri-sendiri, saya perlu memanfaatkan momen ini," kata Emil dalam Career Talk Show yang diselenggarakan Direktorat Pengembangan Karier dan Alumni (DPKA) Universitas Islam Indonesia (UII), Senin (3/10/2022).
Ia melihat, busana merupakan kebutuhan manusia yang tidak akan pernah habis. Ada keinginan terselip di balik bisnis busana, Emil ingin melalui bisnis di dunia busana bisa menunjukkan masyarakat sosok Muslimah bisa berpenampilan menarik. "Cantik, namun tetap memperhatikan syariat yang ada," ujar Emil.
Sejak kecil, Emil menyukai dunia bisnis. Saat ini, selain di bisnis busana, Emil menjalani bisnis di dunia skincare yaitu menjadi agen dalam produk kecantikan. Ia berprinsip, apapun model bisnisnya, selagi halal dan thoyyib bisa dijalani.
Dalam bisnis busana, ide-ide yang didapatkan untuk mengembangkan didapatkan dari sosial media. Sebab, ia berpendapat, berkecimpung di dalam dunia bisnis busana harus cepat tanggap untuk segera bertindak merealisasikan ide-ide yang muncul.
Perlu segera menyesuaikan tren yang ada. Sebab, jika ditunda, maka tidak akan pernah berhasil karena langkah awal untuk mencoba saja tidak berani.
Ia turut berpesan tentang pentingnya menambah relasi, dukungan, dan sistem pendukung orang terdekat. "Relasi dengan banyak orang nantinya akan bermanfaat baik di dunia kerja maupun di dunia usaha," katanya.