Senin 03 Oct 2022 18:44 WIB

Berganti Nama, PJB Sasar Pasar Luar Negeri

PLN NP tetap akan berjalan di bidang pembangkitan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Berganti Nama, PJB Sasar Pasar Luar Negeri (ilustrasi).
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Berganti Nama, PJB Sasar Pasar Luar Negeri (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Pada momen perayaan ulang tahun ke-27 PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) secara resmi berganti logo dan nama menjadi PT PLN Nusantara Power (PLN NP). Direktur Utama PLN NP Ruly Firmansyah menjelaskan, perubahan logo dan nama perusahaan dilakukan seiring perubahan perusahaan menjadi subholding PLN yang telah diumumkan pada 21 September 2022 oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.

Ke depannya, kata Ruly, PLN NP tetap akan berjalan di bidang pembangkitan. Ruly menegaskan PLN NP yang menerima penugasan ini akan memaksimalkan kompetensi dan skill yang dimiliki. Apalagi, PLN NP dirasanya mengambil peran penting dalam Subholding PLN.

Baca Juga

"Dengan adanya Holding Subholding, maka aset-aset pembangkitan PLN yang tadinya tersebar di seluruh wilayah akan dikonsolidasikan. PLN NP akan mengelola unit pembangkit yang lebih banyak, sesuai dengan core compentency kami yang telah terbukti," kata Ruly dalam acara perayaan ulang tahun yang digelar di Dyandra Convention Center, Surabaya, Senin (3/9).

Ruly menjelaskan, aset pembangkitan yang saat ini masih dikelola PLN akan diserahkan ke PLN NP dalam tiga tahap. Tahap pertama rencananya dilakukan pada Januari 2023. Ada cukup banyak pembangkit yang diserahkan, yang terdiri dari berbagai tipe, baik itu PLTU, PLTD, PLTA, dan sebagainya. Kemudian tahap kedua rencananya dilakukan di akhir 2024, dan tahap ketiga di 2025-2026.

"Tahap pertama dari sebelumnya PJB yang hanya punya sekitar l7 gigawatt (GW) nanti tahap satu itu akan menjadi sekitar 18 gigawatt. Terus tahap kedua kira-kira menjadi 19 gigawatt, dan tahap ketiganya itu akan menjadi 21 gigawatt," ujarnya.

Ruly mrlanjutkan, setelah menjadi subholdinh PLN, PLN NP sebagai BUMN juga dituntut agar bisa berkontribusi terhadap pendapatan negara. Maka dari itu, PLN NP sudah mulai melakukan pemasaran ke luar negeri, seperti Bangladesh, Laos, Malaysia, dan sebagainya.

"Ke depan harapannya dengan kita menjadi subholding, kekuatannya akan menjadi lebih besar. Harapannya nanti bisa masuk ke pasar ASEAN bahkan Asia," kata Ruly.

Ruly menyatakan, pembentukan subholding akan menjadi momentum bagi perusahaan untuk menegaskan kompetensinya di bidang pembangkitan. Apalagi konsolidasi aset pembangkitan yang membentuk 2 subholding GenCo (PLN Nusantara Power dan PLN Indonesia Power) akan menjadi generation company terbesar di Asia Tenggara.

Komisaris Utama PLN Nusantara Power E. Haryadi menyatakan, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akan mendapatkan dampak positif atas pembentukan holding dan subholding ini. Dampak positif yang dimaksud adalah dalam upaya mempermulus langkah Indonesia yang ingin mengambil bagian pada rantai pasok global di tengah momentum transisi energi saat ini.

"Melalui mekanisme holding dan subholding ini PLN dan PLN NP akan berfokus pada pengkonsolidasian serta optimalisasi aset yang akan membentuk ekosistem industri hijau yang kuat ke depan," kata Haryadi.

Haryadi menjelaskan, dengan adanya holding-subholding, aset-aset pembangkitan PLN yang tadinya tersebar kini akan dikonsolidasikan. Proses bisnis pengelolaan pembangkitan juga disederhanakan. Selain itu, utilisasi aset yang tadinya belum maksimal, akan makin dioptimalkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement