Selasa 04 Oct 2022 16:37 WIB

Kenaikan BBM Penyumbang Tertinggi Angka Inflasi Kota Solo

Kota Solo di peringkat kedua se-Jawa Tengah dengan angka inflasi 1,30 persen.

Rep: C02/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kenaikan BBM Penyumbang Tertinggi Angka Inflasi Kota Solo (ilustrasi).
Foto: Pengertian-Definisi.Blogspot.com
Kenaikan BBM Penyumbang Tertinggi Angka Inflasi Kota Solo (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Dipangkasnya subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) beri pengaruh terbesar pada naiknya angka inflasi Kota Solo sebesar 1.3 persen per September 2022.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Solo Totok Tavirijanto mengatakan kenaikan harga BBM bersubsidi per 3 September lalu memberikan dampak terbesar pada angka Inflasi Kota Solo. Ia mengatakan secara peringkat Kota Solo di peringkat kedua se-Jawa Tengah dengan angka inflasi 1,30 persen. Sedangkan peringkat pertama adalah Kota Kudus dengan 1,65 persen.

Baca Juga

Totok juga mengatakan bahwa ada kemungkinan angka inflasi menurun di bulan Oktober 2022 ini. Namun, dengan syarat pemerintah tidak menaikkan lagi harga BBM bersubsidi. 

"Kedepannya inflasi tidak akan setinggi pada bulan September ini. Karena sudah ada penyesuaian harga pada kenaikan yang terjadi," kata Totok ketika dihubungi, Selasa (4/10/2022).

Totok juga mengatakan bahwa tidak hanya Kota Solo yang terkena imbas kenaikan harga BBM bersubsidi. Ia mengatakan bahwa hampir seluruh wilayah di Indonesia pada bulan September 2022 ini cenderung naik angka inflasinya. Mulai dari 1,66 persen Kota Singkawang, Kalimantan Barat, Kota Palopo 1,74 persen Sulawesi Selatan, Sorong, Papua 1,49 persen dan Kupang, NTT 1,82 persen.

"Ini (inflasi) sebagian besar dipengaruhi oleh kenaikan BBM pertalite solar yang membuat inflasi kita cukup tinggi. Namun, untuk (Kota Solo) angka nasional tertinggi ada di 2014 lalu," katanya.

Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mengatakan akan mengadakan evaluasi terkait kenaikan angka inflasi. Pihaknya hal tersebut ditengarai banyak event yang mempengaruhi permintaan dan penawaran yang tinggi di Kota Solo per September lalu.

"Ya nanti kedepan kita evaluasi lagi sama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) ya. Soalnya di bulan bulan ini supply and demand tinggi sekali juga karena banyak event. Ya nanti kami evaluasi lagi," kata Gibran Rakabuming Raka. 

Selain itu, Pemkot mengatakan bahwa langkah antisipasi yang akan diambil menyusul naiknya angka inflasi adalah operasi pasar. Setidaknya, operasi akan diadakan di 5 kecamatan Kota Solo.

"Ya itu bantuan-bantuan (BLT BBM), Operasi pasar, dan sebenernya ini karena memang lagi event banyak. Eventnya kan kita tidak berhenti soalnya. Nanti kita evaluasi lagi, terutama harga-harga yang tidak normal itu. Operasi pasar sudah saya perintah kemarin di 5 kecamatan, 54 kelurahan semuanya ikut," pungkasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement