REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mendorong terjadinya inflasi pada September 2022 di Kota Madiun, Jawa Timur, sebesar 1,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,79.
"Pada September 2022 Kota Madiun mengalami inflasi 1,28 persen. Angka itu tertinggi ke empat di Provinsi Jatim," ujar Kepala BPS Kota Madiun Dwi Yuhenny dalam keterangannya di Madiun.
Menurut dia, inflasi di Kota Madiun dipicu paling tinggi karena adanya kenaikan harga pada kelompok transportasi sebesar 10,77 persen sebagai imbas dari kenaikan harga BBM.
Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi pada September 2022 di antaranya bensin, beras, solar, angkutan antarkota, dan rokok kretek filter.
Selain kelompok transportasi, inflasi di Kota Madiun juga dipicu kenaikan harga pada kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,74 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,57 persen; kelompok pakaian dan alas kaki 0,17 persen.
Kemudian, kelompok kesehatan 0,13 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,05 persen; dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,02 persen.
Sedangkan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan; kelompok pendidikan; dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran tidak mengalami perubahan indeks.
Sementara itu, untuk makanan, minuman, dan tembakau menjadi satu-satunya kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yakni 0,51 persen.
Henny menjelaskan meski terjadi inflasi di Kota Madiun, namun masih cukup terkendali. Hal itu seiring dengan banyaknya upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh TPID Kota Madiun.
Komoditas dalam kelompok pengeluaran yang menekan inflasi antara lain tomat, bawang merah, daging ayam ras, minyak goreng, cabai merah, bawang putih, tempe, dan kol putih/kubis yang mengalami penurunan harga.
Dari delapan kabupaten/kota penghitung inflasi nasional di Jatim, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Surabaya sebesar 1,52 persen dengan IHK 113,61. Adapun inflasi terendah terjadi di Banyuwangi sebesar 0,87 persen dengan IHK 110,33.