REPUBLIKA.CO.ID,KEDIRI -- Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri, Jawa Timur, mengintensifkan operasi pasar demi mencegah inflasi terjadi tinggi di kota ini, menyusul kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Koordinator TPID Kota Kediri Chevy Ning Suyudi mengatakan terjadinya inflasi di Kota Kediri telah diprediksi sebelumnya setelah kebijakan penyesuaian harga BBM itu, sehingga melakukan strategi pengendalian harga komoditas melalui kegiatan operasi pasar terkait penyediaan bahan pokok beras.
"Yang paling bisa kami intervensi melalui operasi pasar, tapi kami juga tidak bisa membendung pertumbuhan ekonomi. Karena kota jasa dan perdagangan, mau tidak mau pertumbuhan ekonomi harus meningkat sehingga akan berefek pada inflasi," katanya di Kediri, Rabu (5/10/2022).
Pihaknya mengatakan imbas kebijakan penyesuaian harga BBM itu tentunya bisa terjadi pada beberapa sektor, termasuk sarana transportasi di kota ini.
"Karena kita ini wilayah perkotaan akan terdampak pada angkutan atau transportasi antarkota, akhirnya memicu kenaikan yang terjadi pada sektor jasa," kata Chevy yang juga Kepala Bappeda Kota Kediri itu.
Pihaknya juga tetap fokus pada upaya pertumbuhan ekonomi. Target di tahun 2022 untuk perekonomian di Kota Kediri diharapkan bisa tumbuh 5-7 persen.
"Kami sudah menekan angka inflasi tidak sampai lebih dari 2 persen, supaya ada ruang agar pertumbuhan ekonomi meningkat signifikan," kata dia.
TPID Kota Kediri melakukan operasi pasar dalam upaya pengendalian inflasi. Pemkot Kediri menggandeng bekerja sama dengan Bulog Subdivre Kediri menggelontorkan beras sebanyak 12 ton.
Dalam operasi pasar beras, dibagi menjadi delapan titik di sejumlah kelurahan wilayah Kota Kediri. Setiap titik dialokasikan beras sebanyak 1,5 ton dengan beras jenis medium yang dijual dengan harga Rp8.300 per kilogram. Harga itu sudah di bawah harga pasar.
Selain beras, pemkot juga juga menyediakan 1,2 ton telur yang juga dijual dalam operasi pasar. Harga jual telur itu juga di bawah harga pasar, dengan harapan bisa menekan laju inflasi.
Hingga kini, operasi pasar masih tetap berlangsung. Selain di kelurahan, Bulog Subdivre Kediri pun juga menggelar operasi pasar setiap hari di depan kantor.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri mengungkapkan kenaikan bahan bakar turut menyumbang laju inflasi di Kediri, pada September 2022 sebesar 1,36 persen. Angka tersebut diketahui masih berada di bawah inflasi Jawa Timur yakni sebesar 1,41 persen.