REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -– Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)Ahmad Yani Jawa Tengah menghimbau untuk masyarakat waspada akan cuaca ekstrim yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi.
Pihak BMKG mengatakan bahwa masyarakat perlu waspada, khususnya bagi yang di daerah yang masih mengalami pancaroba. Ia juga mengatakan ada potensi cuaca ekstrem dapat mengakibatkan banjir, banjir bandang, hujan es, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung.
"Untuk daerah yang masih berkarakteristik pancaroba waspada bencana hidrometeorologi seperti hujan es, puting beliung dan sambaran petir. Untuk yang sudah masuk penghujan waspada bencana hidrometeorologi banjir, banjir bandang dan tanah longsor," terang Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Ahmad Yani Jawa Tengah, Giyarto ketika dihubungi, Senin (10/10/2022).
Pihaknya memperkirakan bahwa cuaca dalam tiga hari kedepan sejumlah wilayah akan diwarnai dengan fenomena cuaca ekstrem di beberapa wilayah Jawa Tengah. Mulai dari hujan sedang hingga lebat disertai angin masih akan terjadi.
"Adanya pola belokan angin di sekitar wilayah Jawa Tengah, anomali suhu muka laut positif di Laut Jawa dan Samudera Hindia selatan Jawa, MJO berada pada kuadran 4, serta gelombang Rossby Ekuator di wilayah pulau Jawa memicu adanya meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah," terangnya.
Selain itu, pihaknya juga mengatakan bahwa cuaca ekstrim disertai hujan lebat, angin kencang, dan sambaran petir masih akan terjadi hingga November mendatang. Sebab, ia mengatakan bahwa cuaca ekstrim memang sering terjadi ketika pancaroba.
"September-November beberapa wilayah di Jateng berkarakteristik Pancaroba seperti Soloraya bagian timur dan Pantura bagian tengah. Di beberapa bagian barat dan wilayah pegunungan tengah beberapa daerahnya sudah masuk musim penghujan," kata, Giyarto.
Menanggapi himbauan dari BMKG Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo akan menyiagakan Tim Reaksi Cepat (TRC) yang beroperasi selama 24 jam sehari. Petugas yang tergabung dalam TRC ini akan merespon panggilan darurat dari masyarakat untuk penanganan bencana dan evakuasi bencana.
"Pelaporan apabila terjadi bencana atau kondisi yang memang terjadi kerawanan di masyarakat bisa komunikasi ke BPBD lewat hotline 112 atau (0271) 7464455 atau ke 082226273859 (WA) kita punya tiga hotline itu," kata Kepala BPBD Solo, Nico Agus Putranto.
Selain menyiagakan TRC, BPBD juga menyiapkan tim mitigasi bencana yang akan berpatroli secara berkala di sejumlah lokasi rawan banjir dan sejumlah sungai yang kerap meluap saat hujan lebat. Ia mengatakan akan menerjunkan 19 personil yang dibagi menjadi 4-5 orang setiap shiftnya.
"TRC siap 24 jam non stop, penanganan on call jadi bisa kita terjunkan sewaktu-waktu. Selain itu ada mitigasi bencana yang rutin mengecek wilayah rawan, khususnya saat hujan lebat seperti ini," kata Nico.
Selain itu, sejumlah perlengkapan kebencanaan dan logistik seperti gergaji mesin, perahu karet, pompa air, juga telah disiagakan agar bisa digunakan setiap saat. Tak ketinggalan berbagai perlengkapan logistik dan dapur umum juga akan disiagakan.
"Kami selalu memantau prakirawan cuaca dari BMKG. Musim penghujan dan cuaca ekstrem memang perlu diwaspadai baik fenomena banjir lokal (luapan sungai dan genangan) maupun banjir kirimannya. Selain itu juga waspada pohon tumbang," katanya.
Selain itu, mengingat curah hujan yang tinggi. Pihak Pemkot Solo juga sudah memulai beberapa antisipasi. Yakni pengerukan sedimen pada sungai Bengawan Solo.
"Dimana mana sudah mulai pengerukan kok. Pengerjaan box caved kita kebut semua sama pengerukan sedimentasi. Pokoknya kita pantau terus kalau air kiriman sudah mulai tinggi. Kalau laporan bajir belum ada to? Belum kan," kata Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka.