REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat terjadinya penurunan ekspor pada September 2022 yang mencapai 3,63 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 2,12 miliar dolar AS menjadi 2,04 miliar dolar AS. Namun demikian, jika dibandingkan September 2021, nilai ekspor Jatim mengalami kenaikan 2,85 persen.
Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan menjelaskan, penurunan nilai ekspor dibanding bulan lalu dipicu turunnya kinerja ekspor non migas. Apabila dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor sektor non migas mengalami penurunan sebesar 5,44 persen, yaitu dari 2,02 miliar dolar AS menjadi 1,91 miliar dolar AS.
"Nilai ekspor sektor non migas tersebut memberikan kontribusi sebesar 93,32 persen dari total ekspor bulan ini," kata Dadang, Senin (17/10).
Dadang melanjutkan, sebenarnya nilai ekspor sektor migas pada September 2022 mengalami kenaikkan sebesar 31,46 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 103,79 juta dolar AS menjadi 136,44 juta dolar AS. Namun, peranan ekspor sektor migas hanya menyumbang 6,68 persen total ekspor Jawa Timur.
Dadang menjelaskan, golongan lemak dan minyak hewani/ nabati (HS 15) menjadi komoditas ekspor nonmigas utama Jawa Timur dengan nilai transaksi sebesar 226,85 juta dolar AS. Komoditas ini berkontribusi sebesar 11,90 persen pada total ekspor nonmigas Jawa Timur, dan paling banyak diekspor ke Tiongkok dengan nilai 82,58 juta dolar AS.
Dadang melanjutkan, selain ekspor, impor Jawa Timur pada September 2022 juga mengalami penurunan. Penurunanya mencapai 10,43 persen jika dibandingkan Agustus 2022. Yaitu dari 3,15 miliar dolar AS menjadi 2,82 miliar dolar AS.
Penurunan nilai impor disebabkan penurunan kinerja impor sektor non migas Jawa Timur. Nilai impor nonmigas pada September 2022 turun sebesar 14,77 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 2,34 miliar dolar AS menjadi 2,00 miliar dolar AS.
"Impor nonmigas menyumbang 70,85 persen dari total impor Jawa Timur pada September 2022," ujarnya.
Adapun, impor migas ke Jawa Timur pada September 2022 mengalami kenaikan sebesar 2,22 persen dibanding bulan sebelumnya. Yaitu dari 803,43 juta dolar AS menjadi 821,24 juta dolar AS. Impor migas menyumbang 29,15 persen dari total impor Jawa Timur pada September 2022.
Golongan mesin dan peralatan mekanis (HS 84) merupakan komoditas utama impor nonmigas Jawa Timur dengan nilai transaksi sebesar 180,83 juta dolar AS atau turun sebesar 15,91 persen dari bulan sebelumnya yang mencapai 215,04 juta dolar AS. Kelompok ini mempunyai peranan 9,06 persen dari total impor nonmigas Jawa Timur, dan utamanya diimpor dari Tiongkok sebesar 77,55 juta dolar AS.
Dadang melanjutkan, berdasarkan catatan tersebut, neraca perdagangan Jawa Timur sepanjang September 2022 mengalami defisit sebesar 775,29 juta dolar AS. Secara kumulatif, sepanjang Januari-September 2022 neraca perdagangan Jawa Timur juga mengalami defisit sebesar 7,21 miliar dolar AS.