REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akhir-akhir ini kian getol mengasah mental berwirausaha para generasi muda. Terbaru, Kementerian yang dipimpin oleh Zainudin Amali itu menggelar lokakarya (workshop) kaderisasi pesantrenpreneur yang merupakan program pengembangan kewirausahaan pemuda dengan tema, "Mendorong Perekonomian Daerah Bangkit dan Bertumbuh Kembali Melalui Workshop budidaya Anggur dan Ikan Koi".
Acara yang berlangsung sejak tanggal 15 hingga 17 Oktober 2022 di Aula Pondok Pesantren Sabilul Huda, Pakembinangun, Pakem, Sleman, DIY, tersebut diikuti oleh 100 santri dari pondok pesantren dan karang taruna dan dihadiri oleh Ketua Pondok Pesantren, Ashadi, Lurah Pakembinangun, Suratno dan Perwakilan dari Kemenpora Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora, Dzikro.
Dalam pembukaan, perwakilan Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora, Dzikro menyampaikan bonus demografi merupakan anugerah yang harus dikelola dengan baik secara bersama-sama antara pemerintah dengan swasta, lembaga masyarakat, maupun dengan masyarakat maka Kemenpora sejalan dengan RPJMN melaksanakan pengembangan kewirausahaan pemuda melalui penumbuhan minat, kaderisasi, pendampingan, pengembangan ekosistem dan akses permodalan guna menstimulasi kemunculan dan berkembangnya wirausaha pemuda.
Dalam hal ini, Kemenpora bekerja sama dengan Pondok Pesantren Sabilul Huda yang mempunyai visi dan misi yang sama dalam menggerakkan wirausaha bagi para santrinya.
Sementara itu, ketua Ponpes Sabilul Huda Ashadi, dalam mendidik santrinya selain memperbaiki akhlak melalui ajaran agama Islam juga santri diajarkan berbudidaya tanaman, ternak mupun perikanan karena diharapkan nanatinya para santri bisa mandiri bahkan menolong orang lain.
Hal senada juga dilontarkan Lurah Pakembinangun, Suratno. Menurutnya para kawula muda khususnya di Yogyakarta harus lebih jeli melihat potensi dan peluang bisnis di daerahnya. Sebab, pemuda di daerah harus selangkah lebih maju walaupun banyak pendatang yang juga ikut membuka usahanya.
"Jadikanlah itu sebagai bahan transfer pengetahuan atau belajar sehingga nantinya pemuda daerah dapat berinovasi selangkah lebih maju dari mereka," ujar Suratno.
Sebagai informasi, workshop dibagi ke dalam tiga tahapan motivasi, pengetahuan bisnis tentang perencanaan dan marketing, serta pemahaman dan praktek budidaya anggur dan koi.
Salah satu narasumber dari PT PAG sebelum membawakan materi perencanaan bisnis dan marketing, memotivasi peserta bahwa dengan untuk menjadi negara maju diperlukan 5 persen penduduk menjadi wirausaha mapan, sedangkan wirausaha mapan harus dirintis dari dini dengan mental kemandirian, jujur dan gigih.
Mental untuk mendiri dan menolong orang adalah jiwa wirausaha. Kemudian bahwa perencanaan dan marketing adalah pengetahuan dan skill yang menjadi ujung tombak kemajuan bisnis.
Dengan perencanaan Bisnis Model Canvas (BMC) dapat diketahui 9 aspek yang harus dipenuhi untuk mencapai target usaha sedangkan marketing adalah penghubung antara perusahaan dengan customer yang merupakan revenue create bagi perusahaan.
Strategi keberhasilan marketing kekinian pun berkembang tidak lagi 6 P tapi menjadi 9P, yaitu personal negosiation, product quality and image, psychology of price, placement, promotion and media online, persuasion and testimony, penelitian (survei), pelayanan prima dan pemanfaatan teknologi informasi.
Puncak acara adalah workshop pelatihan budidaya ikan KOI yang dibawakan oleh pengurus Kelompok Tani Anggur, yakni Yasin Amali, yang menjelaskan proses budidaya KOI mulai dari pemilihan indukan yang sehat dan gonut, pemijahan (pengawinan), penyediaan kolam dengan PH sesuai dan air mengalir, pemisahan, pemeliharaan hingga pemanenan.
Selanjutnya pelatihan budidaya anggur yang dibawakan oleh pengurus Kelompok Tani Anggur yaitu Qolbun Nadzif selain menjelaskan proses budidaya anggur juga mengatakan bahwa anggur selain mudah ditanam juga banyak manfaatnya seperti mencegah kanker, penuaan dini, menjaga kesehatan otak, membantu diet, dan menjaga kesehatan mata. Diharapkan dengan pelatihan ini mampu menambah skill para peserta yang pemuda santri untuk memulai berwirausaha.