Selasa 18 Oct 2022 22:07 WIB

Warga Terdampak Bencana di Malang Butuh Pasokan Air Bersih

Warga terdampak bencana juga membutuhkan sejumlah kebutuhan lainnya.

Warga membersihkan sisa banjir yang menggenangi rumahnya di desa Sitiarjo Sumbermanjingwetan, Malang, Jawa Timur, Selasa (18/10/2022). Hujan deras yang melanda kawasan tersebut menyebabkan lima desa dari tiga kecamatan terendam banjir.
Foto: ANTARA/Purnomo
Warga membersihkan sisa banjir yang menggenangi rumahnya di desa Sitiarjo Sumbermanjingwetan, Malang, Jawa Timur, Selasa (18/10/2022). Hujan deras yang melanda kawasan tersebut menyebabkan lima desa dari tiga kecamatan terendam banjir.

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang menyatakan bahwa warga di sejumlah wilayah yang terdampak bencana banjir dan longsor di delapan kecamatan di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, membutuhkan pasokan air bersih.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan mengatakan bahwa selain membutuhkan pasokan air bersih, warga terdampak bencana juga membutuhkan sejumlah kebutuhan lainnya.

Baca Juga

"Untuk kebutuhan mendesak saat ini, diperlukan air bersih, kemudian alat kebersihan rumah tangga dan alat untuk menguras air sumur," kata Sadono, Selasa (18/10/2022).

Sadono menjelaskan, selain itu warga juga memerlukan pasokan logistik kebutuhan dasar seperti sandang dan pangan, termasuk juga perlengkapan atau pakaian bayi. Tercatat, ada sebanyak 1.939 keluarga yang terdampak bencana longsor dan banjir di Kabupaten Malang.

Selain kebutuhan untuk warga terdampak, lanjutnya, tim penanganan bencana juga membutuhkan tambahan personel, alat berat, bronjong serta termasuk menyiapkan jembatan darurat di Desa Sidoasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan.

Ia menambahkan, untuk penanganan banjir dan tanah longsor tersebut sudah dikerahkan kurang lebih sebanyak empat alat berat yang dipergunakan untuk membersihkan sisa material longsor dan lumpur akibat banjir.

Kondisi terakhir yang dilaporkan tim di lapangan, hujan masih mengguyur wilayah bagian Malang Selatan dengan intensitas ringan. Sementara hulu Sungai Panguluran di Desa Kedung Banteng, Kecamatan Sumbermanjing Wetan menunjukkan angka 192 centimeter.

"Hulu Sungai Panguluran menunjukkan angka kurang lebih 192 centimeter, berstatus siaga. Air di permukiman warga masih ada genangan namun sudah mulai surut," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, mayoritas jalur akses menuju ke sejumlah desa yang sempat terputus akibat longsor saat ini sudah bisa dikondisikan dan dalam penanganan tim gabungan. Namun, akses ke Desa Sidoasri masih lumpuh karena terputusnya jembatan.

"Untuk mayoritas jalur yang tertutup longsor sudah dikondisikan dan dalam proses penanganan. Namun, Desa Sidoasri masih terisolasi karena jembatan putus," katanya.

Sebagai informasi, di wilayah Kabupaten Malang tercatat ada delapan kecamatan yang terdampak bencana tanah longsor, banjir dan banjir bandang. Bencana tersebut terjadi akibat curah hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi pada Senin (17/10).

BPBD Kabupaten Malang mencatat, hingga saat ini bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi pada Senin (17/10) di wilayah Kabupaten Malang, khususnya bagian selatan tersebut berdampak terhadap 1.939 keluarga.

Dari total 1.939 keluarga terdampak tersebut, sebanyak 723 diantaranya berada di wilayah Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement