Jumat 21 Oct 2022 16:05 WIB

DBD Meningkat Hampir Dua Kali Lipat, Dinkes Yogya: Masih Aman

Penambahan kasus DBD di Kota Yogyakarta terjadi hampir tiap pekan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
DBD Meningkat Hampir Dua Kali Lipat, Dinkes Yogya: Masih Aman (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Irwansyah Putra
DBD Meningkat Hampir Dua Kali Lipat, Dinkes Yogya: Masih Aman (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Yogyakarta terus meningkat. Hingga Oktober 2022 ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mencatat kasus DBD sudah mencapai 150 kasus.

Jumlah tersebut meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan 2021. Pasalnya, di 2021 lalu tercatat kasus DBD di Kota Yogyakarta sebanyak 92 kasus.

Baca Juga

"Kumulatif sampai 21 Oktober 2022 tercatat 150 kasus," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinkes Kota Yogyakarta, Lana Unwanah kepada Republika, Jumat (21/10).

Lana menuturkan, penambahan kasus DBD di Kota Yogyakarta terjadi hampir tiap pekan. Hal ini juga mengingat di musim hujan juga meningkatkan populasi nyamuk aedes aegypti, sehingga dapat menyebabkan peningkatan penularan penyakit DBD. "DBD tiap minggu rata-rata ada (penambahannya)," jelasnya.

Meski kasus DBD tercatat meningkat dari tahun sebelumnya, Lana menyebut, masih terkendali. "Sejauh ini masih aman terkendali," ujar Lana.

Masyarakat pun tetap diminta untuk mewaspadai DBD, terlebih di musim hujan saat ini. Dinkes Kota Yogyakarta pun meminta agar segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) jika ditemukan gejala DBD.

"Kalau ada gejala panas, ya segera diperiksakan ke fasyankes terdekat," kata Kepala Dinkes Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani.

Emma juga menekankan agar masyarakat turut berpartisipasi dalam pencegahan dan penanganan DBD. Terlebih, Kota Yogyakarta merupakan daerah endemis DBD.

"Kita berharap peran serta masyarakat, karena tidak mungkin menggantungkan dengan pemerintah saja," ujarnya.

Emma menyebut, setidaknya setiap rumah memiliki jumantik (juru pemantau jentik) untuk pemeriksaan dan pemberantasan jentik nyamuk, terutama yang menyebabkan DBD.

"Satu rumah harapanya melakukan sendiri untuk jumantiknya sendiri, masing-masing dikerjakan sendiri, tidak melibatkan orang lain. Apalagi dengan pandemi (Covid-19), diharapkan dilakukan sendiri, masing-masing membersihkan sendiri di rumahnya," jelas Emma.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk terus melakukan 3M. Mulai dari menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang-barang bekas.

"Syukur ditambah dengan merombeng, menjual barang-barang yang sudah tidak terpakai. Jadi jangan sampai menjadi sarang nyamuk," katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinkes Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu mengatakan, sosialisasi dan edukasi juga terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD. Salah satunya yakni sosialisasi melalui mobil promosi kesehatan (promkes) yang dimiliki oleh Dinkes Kota Yogyakarta.

"Meningkatkan awareness ini yang penting ke masyarakat, edukasi tiap hari dengan mobil promkes, kita keliling ke wilayah-wilayah untuk memberikan edukasi," kata Endang.

Endang juga menekankan agar saat ditemukan gejala segera memeriksakan diri ke fasyankes. "Jadi walaupun demam sehari saja segera ke fasyankes, karena tidak menutup kemungkinan kita Kota Yogya juga endemis DBD. Terkait dengan demam itu, seawal mungkin cek DBD-nya, pikirkan DBD sebelum dinyatakan tidak," ujar Endang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement