Jumat 21 Oct 2022 17:21 WIB

29 Desa Bantul Siapkan Tempat Evakuasi Korban Bencana

Tempat evakuasi minimal yang sudah pokok adalah di balai desa.

Relawan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) mengikuti simulasi komunikasi penanggulangan bencana di Kapanewon Kretek, Bantul, DI Yogyakarta.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Relawan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) mengikuti simulasi komunikasi penanggulangan bencana di Kapanewon Kretek, Bantul, DI Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Sebanyak 29 desa atau kelurahan telah menyiapkan tempat-tempat evakuasi bagi warga atau korban terdampak bencana hidrometeorologi pada musim hujan ini.

"Alhamdulillah di masing-masing kelurahan, terutama yang 29 kelurahan di Bantul sudah dipersiapkan tempat evakuasi," kata Fungsional Logistik dan Peralatan Bidang Subkoordinasi Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul (BPBD) Bantul, Dwi Wantoro di Bantul, Jumat (21/10/2022).

Menurut dia, 29 kelurahan itu adalah yang wilayahnya rawan terdampak bencana banjir, tanah longsor pada musim hujan ini, sehingga oleh forum pengurangan risiko bencana (FPRB) bersama pemerintah desa setempat melakukan antisipasi jika ancaman bencana terjadi.

"Tempat-tempat evakuasi minimal yang sudah pokok adalah di balai desa, dan kami sudah melakukan survei di desa, lokasinya ada yang di rumah pak dukuh (kepala dusun), di bekas gedung sekolah dasar (SD), dan lain sebagainya," ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini di 29 dari total 75 kelurahan di Bantul tersebut sedang proses mengirimkan lokasi tempat evakuasi ke bupati Bantul maupun BPBD Bantul, agar nantinya bisa mendapat dukungan logistik maupun keperluan permakanan, dan kebutuhan pendukung lainnya.

Dwi Wantoro juga mengatakan, di 29 kelurahan tersebut juga sudah dibentuk posko siaga banjir, tanah longsor, dan angin kencang, dengan dilengkapi berbagai peralatan pendukung serta sumber daya manusia (SDM) yang disiagakan.

"Jadi 29 desa ini rangking tertinggi tingkat kerawanannya, masing masing desa sudah bahkan di Desa Wukirsari menyiapkan perlengkapannya didukung juga dari Tagana, kemudian di Karang Tengah ada kelengkapan perahu, jadi disesuaikan dengan jenis ancamannya," kata dia.

Sementara itu, terkait kejadian dampak bencana hidrometeorologi selama periode Oktober, BPBD Bantul mencatat sedikitnya ada 40 kejadian, dengan sebagian besar tanah longsor, dan sisanya pohon tumbang, erosi atau pengikisan tebing sungai dan talud.

"Dari 40 kejadian itu sudah kita berikan bantuan seperti berupa bronjong untuk tebing yang longsor, jadi penanganannya sifatnya sementara dan setelah ini agar ditindaklanjuti untuk yang permanen. Kemudian ada bantuan berupa peralatan kerja bakti," tegasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement