REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Empat kasus gagal ginjal akut pada anak yang menjalani perawatan di RSUP Dr. Sardjito sudah dinyatakan sembuh. Saat ini, keempat kasus tersebut hanya menjalani rawat jalan.
Pakar Nefrologi Anak RSUP Dr. Sardjito, Retno Palupi menyebut, penanganan gagal ginjal akut ini dilakukan sesuai dengan panduan tatalaksana penanganan pada gagal ginjal akut. Memang, katanya, tidak ada pemberian obat-obatan khusus kepada anak yang terindikasi gagal ginjal akut ini.
Termasuk tidak memberikan obat Fomepizole kepada pasien yang ditangani di Sardjito. Pasalnya, obat tersebut belum didistribusikan hingga ke Sardjito.
"Tindakan khusus keempat pasien (sembuh) ini secara umum kami kelola dengan (prosedur) gagal ginjal akut yang sesuai panduan kami. Jadi tidak ada pemberian obat-obat khusus atau misalnya obat Fomepizole, karena ini belum masuk ke rumah sakit ini, tapi pasien ini sudah membaik," kata Retno di RSUP Dr. Sardjito, Sleman, Selasa (25/10).
Anggota tim medis dari Divisi Nefrologi Anak RSUP Dr. Sardjito, Kristia Hermawan mengatakan, penanganan medis yang dilakukan untuk anak menderita gagal ginjal akut ini berupa pengobatan suportif. Selain itu, juga dilakukan tindakan terapi pengganti ginjal berupa dialisis bagi pasien yang terindikasi.
"Metode dialisis yang dilakukan dapat berupa hemodialisis yaitu cuci darah dengan mesin, atau peritoneal dialisis yaitu cuci darah dengan pemasangan selang pada rongga perut yang dapat dikerjakan tanpa mesin," kata Kristia.
Kristia menyebut, tiga pasien gagal ginjal akut yang sudah sembuh dan menjalani rawat jalan, bebas dari cuci darah. Sedangkan, satu pasien masih menjalani cuci darah meskipun sudah rawat jalan.
"Kami masih ada satu pasien yang membutuhkan hemodialisis satu kali seminggu," ujarnya.
Sementara itu, saat ini masih ada dua pasien gagal ginjal akut yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito atau menjalani rawat inap. Dua pasien tersebut sudah dipindahkan ke ruang perawatan non intensif.
"Dari dua pasien yang masih rawat inap, satu pasien menjalani hemodialisis dua kali minggu dan satu pasien lainnya dengan peritoneal dialisis," jelas Kristia.