Kamis 27 Oct 2022 18:54 WIB

Pemprov Jateng Terus Perkuat Ekosistem EBT 

Pemanfaatan EBT dengan optimal akan dapat menjadi alternatif bagi masyarakat.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen
Foto: dok. istimewa
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah terus mendorong dan memperkuat ekosistem pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di daerahnya.

Demi ini, Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen harus mempelajari sistem pengelolaan dan pemanfaatan biogas oleh masyarakat, di dari tiga desa di Jawa Tengah. Masing-masing Desa Samirono di Kabupaten Semarang; Desa Urutsewu, Kabupaten Boyolali dan Desa Sambak, Kabupaten Magelang.

Ketiga warga desa ini dinilai telah sukses memanfaatkan limbah pabrik tahu dan kotoran ternak untuk dimanfaatkan sebagai biogas guna menggantikan energi yang tidak terbarukan.

Pemanfaatan EBT dengan optimal akan dapat menjadi alternatif bagi masyarakat untuk mandiri dalam hal pemenuhan energi dan tak perlu khawatir dengan pasokan minyak dan gas yang kian terbatas.

"Saya ingin pemanfaatan EBT ini diangkat bareng, disuarakan bareng dan dilaksanakan untuk mewujudkan ketahanan energi berbasis masyarakat," ungkapnya, Kamis (27/10/2022).

Maka, lanjut Taj Yasin, desa-desa lainnya yang memiliki ternak berpotensi menghasilkan biogas secara mandiri dan proaktif mendukung pemerintah dalam mengembangkan energi biogas.

Karena diperlukan kerja keras dan gotong-royong agar kebutuhan energi biogas ini bisa dipenuhi dan pemanfaatan EBT tersebut semakin masif.

"Saya yakin di manapun pasti ada yang punya ternak sapi, tinggal bagaimana mengelola biar masyarakat bisa punya digester (pemroses biogas) di rumah, atau syukur- syukur bisa komunal," katanya.

Maka, wagub mengajak warga tiga desa di Kabupaten Magelang, Boyolali dan Kabupaten Semarang, untuk berdiskusi dan berbagai pengalaman dalam mengembangkan pemanfaatan biogas ini.

Ia juga mengusulkan agar jajarannya segera mencari solusi terkait tempat penyimpanan. Sebab dari hasil laporan yang diterimanya, masyarakat masih kesulitan untuk menyimpan biogas yang sudah dihasilkan.

Menurutnya, apabila biogas bisa ditampung secara berkala, maka bisa memenuhi kebutuhan gas bagi masyarakat secara lebih luas. Dinas ESDM provinsi Jawa Tengah juga sudah diminta menghitung anggarannya.

Selain menyasar desa, wagub juga ingin wacana yang digulirkan Presiden RI Joko Widodo, itu bisa diaplikasikan di sektor perkotaan.

"Bahkan para pengembang perumahan mestinya bisa menerapkan pola septic tank komunal agar kotoran manusia yang tersentralkan bisa diolah menjadi energy biogas," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement