REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Karantina Pertanian Surabaya memusnahkan 61 item komoditas pertanian berupa benih dan biji asal luar negeri yang masuk secara ilegal ke wilayah Jawa Timur. Kepala Karantina Pertanian Surabaya Cicik Sri Sukarsih menyatakan, pemusnahan dilakukan lantaran benih atau biji merupakan komoditas pertanian yang memiliki risiko tinggi membawa organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK).
Benih atau biji yang mengandung OPTK, kata dia, akan mengancam pertanian Indonesia khususnya di wilayah Jatim. "Pemusnahan adalah tindakan terakhir yang kami ambil, untuk perlindungan sumber daya alam pertanian kita," kata Cicik, Jumat (28/10/2022).
Ia melanjutkan, walaupun pelanggaran yang dilakukan bersifat administratif, namun karena sebagian besar berupa benih tanaman dengan risiko besar membawa OPTK, maka tindakan tegas harus dilakukan. Pihaknya tidak ingin mengambil risiko atas adanya potensi kerusakan.
Koordinator Karantina Tumbuhan, Iman Suryaman, memaparkan jenis benih dan biji asal luar negeri yang dicegah masuk ke Jatim tersebut. Yakni, benih anggur asal India yang berpotensi membawa OPTK A1 Golongan I atau belum ada di Indonesia.
Di antaranya pantoea aglomerans, pseudomonas syringae pv. Syringae, alfalfa mosaic alfamovirus (AMV), serta carnation ringspot dianthovirus (CRSV). “Komoditas pertanian yang dimusnahkan adalah hasil tangkapan di seluruh wilayah kerja kami," kata Iman.
Secara keseluruhan ada 61 komoditas pertanian dan berasal dari barang tentengan yang dibawa penumpang di Bandara Juanda Surabaya, Abdul Rahman Saleh Malang, dan kargo serta paket kiriman di Kantor Pos Kediri.
Di samping itu, sampel arsip juga dimusnahkan karena positif terinfeksi OPTK golongan bakteri, cendawan, dan nematode, yaitu pada komoditas benih kubis, lobak, sawi putih, jagung, gandum, bawang bombai, dan bawang putih dengan total kurang lebih 35 kilogram.
Jenis OPTK yang ditemukan di antaranya pantoea stewartii, pseudomonas syringae pv malicola, pseudomonas viridflava, ditylenchus dipsaci, ditylenchus destructor, aphelencoides beseyi, peronosclerospora philippinensis, peronosclerospora sorghi, tilletica indica, tilletica tritici, dan ustilago nuda.