REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bagi umat Islam, masjid bukan hanya tempat untuk beribadah. Melainkan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta sekaligus memperkuat relasi sosial sesama manusia dan makhluk ciptaan Allah SWT.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir mengingatkan, karena kesalehan pribadi yang merupakan relasi habluminallah (dengan Allah) saja belum cukup. Maka, seyogyanya dapat terejawantahkan dalam habluminannas (sesama manusia).
Pesan itu disampaikan Haedar saat meresmikan Masjid Husnul Khatimah, Kalurahan Tamantirto Utara, Kapanewon Kasihan, Bantul, DIY, Senin (31/10). Masjid Husnul Khatimah ini sangat istimewa karena berada di area kediaman Haedar.
Turut hadir Ketua Umum PP Aisyiyah sekaligus sesepuh Masjid Husnul Khatimah, Siti Noordjannah Djohantini. Lalu, Wakapolda DIY, Rektor UMY, PWM DIY, arsitek Masjid Husnul Khatimah, pengusaha-pengusaha, dan direktur Suara Muhammadiyah.
Dalam sambutannya, Haedar mengatakan, ada dimensi rohani dalam kehidupan yang tidak selalu rasional atau nalar rasional sekalipun ada dimensi rasionalnya. Terkait ini, ada niat dalam usaha untuk saling membantu dan berbuat kebaikan.
Contohnya, pembangunan Masjid Husnul Khatimah dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di Indonesia. Haedar mengapresiasi geliat Muhammadiyah yang terus berbuat tanpa lelah. Ia mengakui, belakangan semarak peresmian dan pencanangan AUM dilakukan.
"Ini menjadi contoh pembangunan-pembangunan di Muhammadiyah atau di kalangan kaum Muslimin yang berkemajuan. Ketika memulai pembangunan modalnya semangat lillahi ta'ala, ini menjadi tugas dan tanggung jawab bersama," kata Haedar.
Maka itu, Haedar mengingatkan warga Muhammadiyah, terutama jamaah, pertama agar berdirinya Masjid Husnul Khatimah yang indah nan megah ini untuk memakmurkannya. Kedua, diharapkan masjid jadi wahana untuk peningkatan kesadaran literasi umat.
"Sehingga, dapat menjadi umat terbaik yang unggul dalam spiritual, intelektual dan sosial," ujar Haedar.
Ketua Umum Pimpinan PP 'Aisyiyah, Siti Noordjannah, menyampaikan terima kasih kepada donatur yang tentu sangat menunggu kabar selesainya pembangunan masjid. Ia berharap, apa yang telah diberikan dapat digunakan sebermanfaat mungkin.
"Semoga donatur-donatur menjadi limpahan berkah dan amal jariah dari Allah SWT," kata Noor.
Sejarahnya, Masjid Husnul Khatimah ini didirikan pada 1996. Yang mana, bersamaan dengan didirikannya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) atas inisiatif wakaf dari keluarga alm H Suratidjo dengan lahan tanah seluas 400 meter persegi.
Seiring dinamika masyarakat Peleman, Kasihan, hadir kampus-kampus yang membuat masjid butuh fasilitas lebih baik dalam mendukung ibadah. Melihat kenyataan itu, Haedar Nashir dan Siti Noordjannah Djohantini mulai merencanakan pembangunan.
Masjid Husnul Khatimah mendapat fasilitas dari UMY membantu membebaskan lahan 960 meter persegi di sebelah masjid lama untuk dijadikan lahan persyarikatan. Pencanangan pembangunan dan renovasi Masjid Husnul Khatimah membawa berkah.
Dari segi pendanaan, berbagai donatur turut memberi bantuan dicatat rapi tim pembangunan yang dipimpin Siti Noordjannah Djohantini. Termasuk, arsitektur yang membuat desain dan dirancang dosen Arsitek UMS, Muhammad Siyam Priyono Nugroho.
Siyam merupakan pula perancang Masjid At Tanwir PP Muhammadiyah Jakarta dan Edutorium UMS. Untuk perluasan, tidak cuma sebagai pusat peribadahan, tapi akan jadi pusat syiar dakwah Islam berkemajuan, bagi warga sekitar dan pendatang.