Senin 07 Nov 2022 18:38 WIB

Belasan Kedai Kopi Milenial di Kulonprogo Kembangkan Kopi Menoreh

Kopi sudah menjadi gaya hidup yang diminati para generasi muda.

Warga memanen kopi robusta di Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta. Kopi robusta Kulonprogo atau dikenal Kopi Menoreh ditanam warga masih sebatas konsumsi sendiri. Namun, beberapa kedai kopi di Perbukitan Menoreh mulai mempopulerkan kopi robusta dari Bukit Menoreh.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Warga memanen kopi robusta di Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta. Kopi robusta Kulonprogo atau dikenal Kopi Menoreh ditanam warga masih sebatas konsumsi sendiri. Namun, beberapa kedai kopi di Perbukitan Menoreh mulai mempopulerkan kopi robusta dari Bukit Menoreh.

REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat sebanyak 18 kedai kopi milenial di wilayah ini telah membangkitkan kembali Kopi Menoreh.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo Aris Nugraha mengatakan kopi sudah menjadi gaya hidup yang diminati oleh para generasi muda. Kalau tidak ngopi, lanjut dia, generasi muda dianggap ketinggalan zaman.

"Saat ini, Kulonprogo dikenal sebagai daerah destinasi ngopi. Hal ini dikarenakan minimal ada 18 kedai untuk ngopi tersebar di Kulonprogo, dengan kondisi itu kita laksanakan untuk kebangkitan kopi menoreh kita," kata Aris.

Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan sub sektor perkebunan di Kulonprogo. Luas penanaman pada 2021 mencapai 1.473,05 hektare yang tersebar di lima kapanewon/kecamatan di wilayah Menoreh, yaitu Samigaluh, Kalibawang, Girimulyo, Kokap, dan Pengasih.

Menurut dia, varian kopi Kulonprogo saat ini telah banyak dikenal secara lokal maupun secara nasional, ditambah lagi maraknya kedai kopi yang tersebar di wilayah setempat. Produksi kopi mencapai 438,66 ton biji kering dan produktivitas 540,76 kilogram per hektare.

Sedangkan jumlah petani yang berusaha tani kopi mencapai 5.400 petani. "Untuk peningkatan nilai tambah kopi telah dilaksanakan pengolahan di tingkat kelompok tani. Sampai dengan saat ini sudah ada sembilan kelompok tani selaku pelaku usaha pengolah kopi di Kulonprogo," kata Aris.

Penjabat Bupati Kulonprogo Tri Saktiyana mengatakan kolaborasi antar-sektor akan sangat berperan penting dalam rangka peningkatan seluruh komoditas maupun produk unggulan di Kulonprogo, baik itu komoditas pangan maupun produk wisata.

Hal tersebut juga didukung munculnya kebutuhan gaya hidup di bidang perkopian yang ditandai makin maraknya kedai kopi di Kulonprogo yang memiliki lokasi yang cukup menarik.

"Kalau kopi hanya dilihat dari sektor primer atau berdiri sendiri, kopi itu hanya akan dijual dalam bentuk atau bernilai kopi saja. Namun jika kopi dijual bersama sektor tersier atau gaya hidup, kopi sedikit dalam cangkir saja akan bernilai berlipat-lipat harganya," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement