REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN - Saat ini sejumlah wilayah di Kabupaten Kebumen,, Jawa Tengah tengah dilanda banjir dan longsor, mengingat intensitas hujan yang begitu deras dalam beberapa hari terakhir. Bupati Kebumen Arif Sugiyanto pun meminta agar semua elemen siap siaga dalam penanganan bencana, termasuk salah satunya adalah mengaktifkan kembali desa tanggap bencana (Destana).
Menurut bupati, Destana menjadi bagian penting bagi sebuah desa dalam kesiapsiagaannya menghadapi bencana. Ia menyebut, sebagian Destana sudah mulai aktif.
"Ya saya kira itu penting ya, Destana perlu digerakkan lagi dalam penanganan bencana karena saat ini sudah masuk musim penghujan, di mana Kebumen termasuk salah satu kabupaten yang rawan terjadi bencana longsor dan banjir," ujar bupati, Selasa (8/11/2022).
Diungkapkan, dulu jumlah Destana hanya ada 60 desa. Namun sekarang semua desa tergerak untuk membentuk Destana.
Menurutnya ini bisa membantu masyarakat dengan cepat dalam penanganan bencana bersama dengan BPBD, TNI/Polri dan relawan yang lain.
Tidak hanya itu, bupati menyatakan, dalam penanganan bencana, desa bisa menggunakan Dana Desa yang diambil dari delapan persen dana yang ada. Pihaknya meminta agar desa tidak ragu lagi menggunakan dana desa untuk penanganan bencana, karena surat edaran dari bupati.
"Jadi silakan gunakan dana desa untuk penanganan bencana yang delapan persen. Itu dibolehkan," tegasnya. Hal ini juga dianggap perlu agar desa tidak terpaku pada anggaran dari BPBD saja.
Meski begitu, bupati pun memastikan dalam penanganan bencana ini, pemerintah sudah memberikan bantuan, baik sembako, dan alat berat untuk membersihkan material di beberapa lokasi. Termasuk bakal membuat embung di sejumlah lokasi rawan banjir.
Diketahui, berdasarkan data BPBD per Ahad, 6 November, banjir di Kebumen melanda 16 desa di lima kecamatan, kemudian longsor ada di 12 desa di empat kecamatan, dan bencana angin puting beliung ada di satu desa.
Banjir misalnya terjadi di Desa Ayah, Argopeni, Pasir, Mangunweni, Kecamatan Ayah, Lalu beberapa desa di Kecamatan Buayan, Kutowinangun, Buluspesantren, Padureso, dan Petanahan. Demikian juga longsor juga banyak terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Ayah, Sadang, dan Poncowarno.
Ketinggian banjir rata-rata 10 - 20 cm, dan beberapa lokasi di antaranya ada yang sudah surut. Begitu juga longsor sebagian ada yang menimpa rumah warga, sebagian hanya menutup jalan, sehingga menutup akses transportasi masyarakat, seperti longsor di akses jalan TPI Menganti.