REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- BPBD Kota Yogyakarta menyebut sudah ada belasan early warning system (EWS) atau sistem peringatan dini yang dipasang di kawasan rawan bencana. EWS ini sebagian besarnya di kawasan rawan bencana banjir dan longsor, yakni di kawasan pinggir sungai.
Sekretaris Badan BPBD Kota Yogyakarta, M. Agus Maryanto mengatakan, seluruh EWS yang dipasang berfungsi dengan baik. "Sekarang yang sudah terpasang ada 17 EWS, terbesar di Kali Code karena (berada) di tengah-tengah kota," kata Agus kepada Republika, Selasa (8/11).
EWS tersebut dipasang di pinggir sungai mengingat sering naiknya volume air saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Selain itu, juga sebagai peringatan dini jika terjadinya banjir lahar dingin Gunung Merapi. "Bila ada lahar dingin dari Gunung Merapi, itu masuknya ke Sungai Code," ujar Agus.
Pasalnya, aliran lahar dingin Gunung Merapi turut menjadi ancaman bagi Kota Yogyakarta. Meski begitu, hingga saat ini belum ada laporan aliran lahar dingin Gunung Merapi yang terbawa hingga ke Kota Yogyakarta.
"Sampai saat ini (aliran lahar dingin) tidak sampai di Pos 1 Ngentak. Kita punya Pos 1 di Ngentak sana dan itu (aliran lahar dingin) tidak sampai disana, (hingga saat ini) aman Kota Yogya (dari banjir lahar dingin)," jelasnya.
Agus menyebut, perawatan terhadap EWS yang sudah dipasang tersebut dilakukan secara rutin. Terlebih, saat ini pihaknya juga mewaspadai bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem yang menyebabkan intensitas hujan tinggi.
"Tahun ini kami full untuk perawatan, memastikan EWS atau alat-alat untuk peringatan dan imbauan dini siap untuk semuanya, ready untuk digunakan," tambah Agus.
Kedepannya, pihaknya berencana untuk menambah EWS di kawasan-kawasan rawan bencana di Kota Yogyakarta kedepannya. Terlebih, saat ini belum semua sungai di Kota Yogyakarta yang dipasang EWS ini.
Seperti di Sungai Belik, yang mana sungai tersebut sempat meluap beberapa hari lalu akibat tingginya curah hujan. Bahkan, Kampung Klitren, Kecamatan Gondokusuman, sempat terendam banjir akibat luapan air Sungai Belik.
"(Sungai) Yang di Gondokusuman itu masuk ke aliran ketiga atau bukan masuk ke aliran sungai yang besar, jadi aliran sungai-sungai kecil. Disitu kami memang belum memasang EWS, baru perencanaan di tahun yang akan datang, akan kita coba koordinasikan dengan wilayah, dengan OPD terkait untuk pemasangan. Kalau memang itu dibutuhkan sesegera mungkin, paling bisa kita kerjakan di tahun yang akan datang," katanya.