Rabu 09 Nov 2022 09:16 WIB

Tahun Ini, Jumlah Kasus Demam Berdarah di Magetan Meningkat

Masyarakat juga harus melakukan pemantauan jentik secara berkala.

Petugas kecamatan melakukan pengasapan untuk mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue terutama di kawasan permukiman (ilustrasi).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas kecamatan melakukan pengasapan untuk mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue terutama di kawasan permukiman (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MAGETAN -- Jumlah kasus penderita penyakit demam berdarah (DB) di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, tercatat meningkat selama Januari hingga September 2022 dibandingkan dengan periode yang sama di 2021.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan mencatat pada Januari hingga September 2022 terdapat sebanyak 246 kasus demam berdarah. Sementara periode sama di tahun sebelumnya, hanya terdapat sejumlah 154 kasus.

"Terjadi peningkatan drastis sebanyak 92 kasus. Peningkatan kasus ini menjadi atensi khusus kami," ujar Kepala Dinkes Magetan Rohmat Hidayat di Magetan.

Menurut dia, memasuki musim hujan memang terjadi peningkatan tren kasus demam berdarah. Tidak hanya terjadi di Magetan, namun juga secara nasional.

Hal itu karena saat musim hujan rawan adanya genangan yang menjadi tempat nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.

Karena itu, Dinkes Magetan terus melakukan sejumlah langkah untuk mencegah penularan DB, salah satunya menggelar pengasapan untuk membunuh nyamuk dan penyiapan fasilitas kesehatan.

Ia juga meminta warga Magetan rajin melakukan penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan tempat tinggalnya.

Adapun, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dilakukan dengan 3M plus, terdiri dari menguras bak mandi, menutup penampungan air dan mengubur atau memanfaatkan barang-barang bekas. Plus nya, bisa dengan menggunakan kelambu, lotion anti-nyamuk, memakai baju lengan panjang, dan makan makanan bergizi.

Masyarakat juga harus melakukan pemantauan jentik secara berkala. Dan, melaksanakan kegiatan penyuluhan PSN dengan 3M plus minimal seminggu sekali.

Dalam penyuluhan pencegahan DB, Dinkes melibatkan kader baik di posyandu, puskesmas, hingga juru pemantau jentik untuk mengedukasi warga pentingnya PSN. Selain itu juga penting untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement