REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, ambruknya atap SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul sudah ditangani oleh pemerintah kabupaten setempat. Kejadian tersebut menyebabkan satu peserta didik atau pelajar meninggal dunia.
Hal itu disampaikan Sultan usai bertemu dengan Polda DIY di kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Sultan menyebut, pertemuan juga dilakukan dalam rangka berkoordinasi dengan membahas terkait bencana lainnya yang terjadi di DIY belakangan ini.
"Sudah kita tangani, yang kasihan kan justru (pelajar) menolong (temannya) yang kena (meninggal dunia)," kata Sultan.
Sultan menyebut, terkait dengan intervensi sarana dan prasarana di sekolah yang rawan ambruk merupakan kewenangan dari masing-masing pemerintah kabupaten/kota. Menurutnya, masing-masing pemerintah di kabupaten/kota sudah memiliki anggaran untuk itu.
"Kalau hal seperti itu, semua daerah kabupaten/kota anggarannya ada semua karena untuk darurat" ujar Sultan.
Sementara itu, Kapolda DIY, Irjen Suwondo mengatakan, peristiwa ambruknya atap SD di Gunungkidul tengah proses penyelidikan oleh kepolisian setempat. Peristiwa ini belum dapat dikategorikan sebagai tindak pidana atau tidak, dan harus menunggu penyelidikan dari pihak kepolisian.
"Setiap peristiwa pasti ada proses namanya pencarian informasi, dikemasnya bahasanya penyelidikan. Maksudnya itu untuk mengetahui peristiwanya seperti apa, pasti itu akan dicari tahu. Cara mencari penelitian (penyelidikan) itu diserahkan kepada pihak Polres (Gunungkidul) untuk melakukan langkahnya," kata Suwondo.