REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Stunting masih menjadi salah satu permasalahan yang menghambat potensi optimal anak-anak sebagai penerus generasi bangsa Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan prevalensi balita stunting pada tahun 2018 mencapai 30,8 persen di mana artinya satu dari tiga balita mengalami stunting. Sementara data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menyatakan prevalensi stunting di Indonesia mencapai 24,4 persen dan masih berada di atas batas Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).
Ahli Gizi dari Departemen Gizi Masyarakat, FEMA-IPB, Prof Sri Anna Marliyati mengatakan, porsi makanan seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh penting untuk mencegah stunting. Selain asupan yang seimbang, menurut dia, aktivitas fisik juga diperlukan demi badan yang sehat.
"Jangan lupa minum air sebanyak 4-6 gelas (per hari) untuk anak-anak serta 8 gelas per hari untuk (orang) dewasa," kata Prof Anna yang juga Ketua Tim Penyusun Modul Isi Piringku 4-6 tahun pada rangkaian kegiatan ‘Perjalanan Aksi Peduli Cegah Stunting’ ke Yogyakarta di Pabrik Danone SN Jogja, Rabu (9/11/2022) lalu.
Terdapat anjuran jumlah porsi konsumsi pangan sehari sesuai kaidah Isi Piringku. Ia memaparkan, anak-anak harus dikenalkan dengan makanan keluarga agar tidak suka memilih-milih makanan atau istilahnya 'picky eater'. "Edukasi mengenai berbagai macam protein dan karbohidrat penting bagi anak," katanya menambahkan.
Makanan yang memenuhi kebutuhan gizi akan berpengaruh baik bagi imun tubuh. Contohnya sayur dan buah yang dapat meningkatkan probiotik untuk meningkatkan imun tubuh.
Medical & Scientific Director Danone Indonesia, Ray Wagiu Basrowi menjelaskan stunting dan anemia merupakan masalah kompleks yang melibatkan berbagai faktor risiko. "Stunting dan anemia berpengaruh pada kemampuan kognitif anak," jelasnya.
Oleh karena itu, orang tua harus cekatan dalam mengidentifikasi gejala stunting sejak awal kehamilan. Ia menambahkan pengecekan awal kehamilan menjadi tugas serius orang tua dan rumah sakit. Karena jika anak sudah telanjur mengalami stunting dan lama diabaikan maka dampaknya akan sulit untuk diatasi.
Danone Indonesia, kata dia, juga mengedukasi internal karyawan. "Kami juga memfasilitasi Internal (karyawan) untuk mengedukasi gizi seimbang," katanya. Danone menjamin bahwa karyawan mendapat edukasi yang baik dalam mengetahui kesehatan anak.
Ray menuturkan terdapat program '1000 Pelangi' bagi karyawan yang dampaknya terjadi pada anak yang baru lahir, ibu menyusui, serta keluarga. "Capaian kegiatan ini menghasilkan, capaian ASI Eksklusif naik 7 persen, praktik pemberian makanan sehat yang dilakukan oleh ibu hamil dan naik sekitar 17 persen," ujarnya.
Kepala Pabrik Danone SN Jogja, Arif Sosiawan mengatakan, pihaknya menyediakan sarana dan prasarana Research and Inovation (R&I). Tujuannya untuk meningkatkan literasi demi mengembangkan produk sesuai kebutuhan yang didukung oleh fakta di lapangan. Komitmen Danone Indonesia adalah menjaga kestabilan ekonomi dan lingkungan.
"Kami dari Danone Industri Nutrisi memiliki inovasi untuk memastikan anak-anak mendapat nutrisi seimbang karena kami ingin persentase angka anak stunting di Indonesia turun," ujar Arif.