Senin 14 Nov 2022 13:00 WIB

Polresta Banyuwangi Fokus Amankan Pintu Masuk Bali Selama KTT G20

Personel juga dilengkapi peralatan metal detektor dan mobil X-Ray.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
 Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed Al-Nahyan (tengah) memberi isyarat kepada para penari saat ia berjalan dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, setibanya di Bandara Internasional Ngurah Rai menjelang KTT G20 di Bali, Senin, 14 November 2022.
Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/melalui AP
Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed Al-Nahyan (tengah) memberi isyarat kepada para penari saat ia berjalan dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, setibanya di Bandara Internasional Ngurah Rai menjelang KTT G20 di Bali, Senin, 14 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyuwangi meningkatkan pengamanan di Pelabuhan Penyeberangan ASDP Ketapang-Banyuwangi, jelang pelaksanaan KTT G20 di Bali. Sejumlah personel bersenjata lengkap ditempatkan di sejumlah titik terutama tempat publik, dan pintu masuk menuju Bali.

Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Deddy Foury Millewa menjelaskan, personel juga dilengkapi peralatan metal detektor dan mobil X-Ray. Bahkan Sat Samapta turut menurunkan K-9, Brimob dengan Jibom, dan sniper juga turut disiagakan.

Deddy menjelaskan, pemeriksaan dilakukan di pintu masuk pelabuhan penyeberangan ASDP Ketapang baik terhadap kendaraan pribadi atau umum, pengemudi mobil pribadi yang membawa barang, para penumpang kapal, dan pengendara sepeda motor.

"Kami lakukan pemeriksaan kelengkapan mulai KTP, SIM, STNK, dan kelengkapan lainnya termasuk protokol kesehatan," ujar Deddy, Senin (14/11).

Deddy menyampaikan, terpilihnya Indonesia sebagai tempat penyelenggaraan KTT 20 merupakan sebuah kehormatan dan kebanggaan yang perlu disukseskan bersama. Maka dari itu, pihaknya fokus menjalankan tanggung jawab dan tantangan besar bagi untuk memastikan KTT G20 berjalan dengan aman dan lancar.

"16 November 2022 bukanlah pertemuan yang biasa, karena merupakan forum utama kerja sama ekonomi global yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar," kata Deddy.

Deddy menyampaikan, ada berbagai simulasi pengamanan untuk memastikan kegiatan KTT presidensial G20 tersebut terhindar dari gangguan. Beberapa hal yang diantisipasi yakni masih terjadinya gerakan aksi terorisme dan radikalisme yang mengancam kedaulatan NKRI.

"Perlu diingatkan bahwa tanggung jawab pengamanan bukanlah tugas yang ringan. Harus kita siapkan semaksimal mungkin dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement