REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mendorong seluruh rukun warga di kota tersebut menjalankan Pos Pembinaan Terpadu untuk pencegahan dan sekaligus melakukan deteksi dini terhadap potensi penyakit tidak menular (PTM).
"Idealnya, seluruh rukun warga (RW) menjalankan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu). Untuk saat ini, memang belum semua RW menjalankannya," kata Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Lana Unwanah di Yogyakarta, Senin (14/11/2022).
Dari sekitar 600 RW di Kota Yogyakarta, baru 25 persen atau 150 RW yang menjalankan Posbindu.
Penyelenggaraan Posbindu di RW, lanjut dia, difasilitasi oleh puskesmas dan pemangku wilayah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, sehingga terhindar dari potensi penyakit tidak menular (PTM).
Sejumlah pemeriksaan kesehatan yang dilayani oleh Posbindu di antaranya pengukuran berat dan tinggi badan, lingkar perut, tekanan darah, gula darah, hingga kolesterol.
Berdasarkan laporan WHO terakhir, angka kematian di dunia akibat penyakit tidak menular mencapai sekitar 41 juta orang atau 74 persen dari total kematian yang terjadi.
Penyakit tidak menular yang paling banyak ditemui di antaranya diabetes, hipertensi, kanker, stroke, asma, dan jantung.
Sedangkan di Kota Yogyakarta, lanjut Lana, penyakit tidak menular yang paling banyak diderita adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Penyakit tersebut disebabkan oleh berbagai faktor seperti gaya hidup yang tidak sehat, misalnya merokok, mengonsumsi alkohol, tidak melakukan aktivitas fisik atau pola makan yang tidak seimbang.
"Penyakit tidak menular ini sering menjadi komorbid atau penyakit penyerta dari penyakit menular," katanya.
Oleh karenanya, lanjut Lana, potensi penyakit tidak menular perlu diantisipasi sejak dini sehingga bisa dikendalikan guna menekan risiko-risiko lanjutan yang mungkin muncul.
Selain di tingkat RW, penyelenggaraan Posbindu juga dilakukan di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta yang ditujukan untuk pegawai. Pemeriksaan kesehatan dilakukan empat kali dalam setahun.
Hasil pemeriksaan kesehatan juga langsung terintegrasi dengan akun Jogja Smart Service (JSS). "Untuk Posbindu di wilayah, hasil pemeriksaan kesehatan memang belum terintegrasi dengan JSS," katanya.
Jika dari pemeriksaan terdapat hasil yang kurang baik, maka petugas kesehatan akan langsung memberikan imbauan seperti menjalani gaya hidup yang lebih sehat dan merujuk ke fasilitas kesehatan apabila membutuhkan obat-obatan.
"Penerapan gaya hidup sehat sangat penting agar terhindar dari penyakit tidak menular," kata Lana yang tidak menampik jika usia juga menjadi faktor penting.
Semakin bertambah usia maka potensi mengalami penyakit tidak menular semakin besar, dan laki-laki memiliki faktor risiko yang lebih tinggi dibanding perempuan.