REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY belum memiliki rencana untuk memperketat kegiatan masyarakat saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023. Menjelang Nataru ini, peningkatan kasus Covid-19 terus terjadi di DIY.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, pihaknya mengikuti instruksi pemerintah pusat jika nantinya memang ada pengetatan yang dilakukan. Namun, hingga saat ini belum ada instruksi dari pemerintah pusat terkait dengan pengetatan selama Nataru.
"Kami tidak bisa bertentangan dengan pemerintah pusat," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (15/11).
Sultan juga menyebut bahwa pemerintah juga sudah menetapkan DIY kembali dengan status PPKM level 1 dan sudah ditindaklanjuti dengan menerbitkan Instruksi Gubernur. Dalam aturan itu, kata Sultan, tidak membahas terkait adanya pengetatan kegiatan masyarakat.
"Kami tiga hari yang lalu juga menandatangani (aturan PPKM level 1) memang tidak ada sesuatu yang secara strategis tidak boleh memperketat, ini tidak ada," ujar Sultan.
Sultan menyebut, meski kasus terkonfirmasi Covid-19 mengalami peningkatan, namun sebagian besarnya merupakan orang tanpa gejala (OTG). Hal ini juga menyebabkan sebagian besar kasus di DIY tidak memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.
"Saat ini rata-rata, mayoritas OTG. Tiga hari atau empat hari sembuh," jelasnya.
Sekjen Kementerian Kesehatan, Kunta Wibawa mengatakan, pihaknya terus melakukan monitoring terhadap peningkatan kasus Covid-19 ini. Namun, hingga saat ini belum diputuskan untuk dilakukannya pengetatan selama Nataru.
"Kita monitor tiap hari, bahkan tiap minggu ada rapat-rapat terbatas, kita terus monitor sampai nanti hingga akhir tahun seperti apa," kata Kunta.
Mengingat kasus yang terus naik di hampir seluruh wilayah di Indonesia, pihaknya tetap mendorong masyarakat untuk melaksanakan protokol kesehatan. Terlebih, saat ini aktivitas masyarakat juga tinggi.
"Dari sisi protokol kesehatan, semua sudah menjalankan dengan baik. Kesiapan bagaimana kita menjaga diri sendiri, kalau sakit isolasi mandiri, jangan kemana-mana. Ini kesadaran bersama dan ini yang harus kita bangun," ujarnya.
Selain itu, percepatan vaksinasi terutama booster juga terus dilakukan. Pasalnya, untuk capaian booster saat ini masih rendah yakni sekitar 30 persen.
"Kita melihat dari sisi vaksinasi rate kita, itu sekarang sudah ada 440 juta dosis sudah disuntikkan ke masyarakat, terutama disis satu dan dua, booster yang belum. (Booster) Ini yang kita tingkatkan, sekarang masih sekitar 30 persen, kita ingin masyarakat untuk booster," jelas Kunta.