REPUBLIKA.CO.ID, WONOSOBO - Pemkab Wonosobo, Jawa Tengah, berupaya meningkatkan sertifikasi halal pada produk Industri Kecil Menengah (IKM). Tercatat, produk IKM Wonosobo yang telah bersertifikat halal pada 2021 baru sekitar 10 persen atau 160 ribu produk dari 1,6 juta IKM.
“Berdasarkan data 2021, baru 10 persen produk IKM Wonosobo yang telah bersertifikat halal, maka perlu upaya untuk meningkatkannya, pasalnya melalui sertifikat halal akan membangkitkan awareness masyarakat untuk bangga dan berbelanja produk IKM Wonosobo yang berlabel halal,” ungkap Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar, Rabu (14/12/2022).
Upaya tersebut salah satunya melalui kolaborasi antara pemerintah daerah dengan lembaga pendidikan tinggi dan seluruh elemen lainnya baik MUI, UCMI, ISMI, dan pelaku usaha. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo terkait 10 juta produk bersertifikat halal di Indonesia.
Wabup berharap, kolaborasi akan semakin meningkatkan Industri Kecil dan Menengah yang mengantongi sertifikat halal untuk produknya. "IKM Wonosobo harus terus menjaga amanah kualitas kehalalannya, baik kaidah-kaidah syariat terkait dengan kehalalan suatu produk. Halal dari sisi cara perolehannya atau bahan yang digunakan, maupun proses produksi yang dilakukan,” tambahnya.
Menurutnya, perkembangan IKM di Wonosobo berpeluang besar untuk mendukung peningkatan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, juga menjadikan halal bukan lagi sebatas label atau pemenuhan kaidah agama islam. Namun juga pemenuhan standar kesehatan serta kualitas barang dan jasa konsumsi.
“Produk halal akan meningkatkan kepercayaan publik yang berdampak peningkatan produksi dan pendapatan, masyarakat memiliki kepercayaan kualitas produk halal yang dikenal lebih baik dari aspek etika, kesehatan, keamanan dan keramahan terhadap lingkungan (eco-friendly)," ujar wabup.
Ia menjelaskan, prospek industri halal di dunia beberapa tahun ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Berdasarkan laporan dari State of The Global Islamic Economy (SGIE) ada sekitar 1,8 miliar penduduk Muslim yang menjadi konsumen industri halal global dan diperkirakan konsumsinya meningkat sebesar 5,2 persen setiap tahun.
State of The Global Islamic Economy Report 2022 yang diluncurkan DinarStandard di Dubai, Uni Emirate Arab, juga mencatatkan Indonesia menduduki peringkat keempat negara yang berkontribusi dalam industri halal global, setelah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar (12,7 persen dari populasi Muslim dunia), lanjut dia, memiliki potensi besar untuk mengembangkan produk-produk halal yang mendunia dan menjadi raksasa industri halal global.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Perindustrian dan Transmigrasi (Disnakertrans) Wonosobo, Prayitno menambahkan, saat ini pihaknya bekerja sama dengan Unsiq Media Center menfasilitasi sertifikat produk halal bagi 225 IKM Wonosobo.
"Manfaat produk bersertifikat halal bagi IKM akan menjamin keamanan produk, unit selling yang semakin tinggi, memberikan keterampilan batin konsumen, memberikan keunggulan secara kooperatif, dan perlindungan produk dalam persaingan global," kata Prayitno.
Selain itu, diharapkan mampu memberikan nilai manfaat corporate social responsibility (CSR) yang baik. Selaras dengan Prayitno, Rektor Unsiq Wonosobo, Sukawi menekankan, penyerahan sertifikat halal bagi IKM menjadi komitmen bersama mewujudkan Indonesia yang memiliki produsen halal terbesar di dunia pada 2034.
“Adanya sertifikat halal ini akan meningkatkan produktivitas berbasis pada ekonomi yang dapat membantu tercapainya tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara, saya meminta setiap produk IKM Wonosobo dipastikan kehalalannya menjadikan berkah untuk semua,” tandas Sukawi.