Kamis 15 Dec 2022 17:14 WIB

Gelar Nitilaku, KAGAMA Ajak Latih Akal Budi Lewat Seni Budaya

Jangan melupakan budaya sebagai spirit dalam menjawab persoalan.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
Sekjen PP Kagama Ari Dwipayana (kanan) saat konferensi pers persiapan Dies Natalis ke-73 UGM di Yogyakarta, Kamis (15/12/2022).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Sekjen PP Kagama Ari Dwipayana (kanan) saat konferensi pers persiapan Dies Natalis ke-73 UGM di Yogyakarta, Kamis (15/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pengurus Pusat Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) menyelenggarakan kegiatan Nitilaku sebagai rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-73 Universitas Gadjah Mada (UGM). Adapun tema Nitilaku tahun ini yaitu Merti Bumi Ambangun Nagari.

Sekjen PP KAGAMA, AAGN Ari Dwipayana, mengajak alumni untuk melatih akal budi melalui sentuhan seni yang disajikan dalam kegiatan Nitilaku. "Dengan mengasah akal budi ini tentu bukan hanya melalui pendidikan di UGM saja, tetapi juga dengan sentuhan seni, karena seni dan budaya itu satu cara yang bisa mengasah akal budi yaitu empati dan simpati akan tetap tumbuh terhadap manusia, terhadap alam, dan kebudayaan," kata Ari dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Rektorat, Kamis (15/12/2022).

Ari menambahkan peristiwa-peristiwa yang terjadi baik krisis alam, ancaman global, maupun situasi politik di dalam negeri diingatkan melalui perhelatan budaya yang bertujuan untuk mengasah akal budi agar lebih sadar dan peka terhadap situasi tersebut, dan berbuat untuk Hamemayu Hayuning Bhawana.

"Jadi filosofi dari kegiatan Nitilaku dan kegiatan rakernas itu adalah bagaimana kita mengasah akal budi ini dan berbagai peristiwa yang kita lakukan supaya kita bisa betul-betul ambangun nagari," ujarnya.

Ia berharap melalui kegiatan tersebut KAGAMA ingin membangun dan menjawab persoalan nasional dan gloal dengan pendekatan baru yang menekankan sisi kebudayaan. Menurutnya hal tersebut selalu dilakukan oleh para pendiri UGM sejak awal.

"Jangan lupakan budaya, walaupun ada tahun politik, penuh dengan tantangan ekonomi, tetapi kita tidak melupakan budaya sebagai spirit kita di dalam menjawab persoalan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement