REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Cuaca buruk dan gelombang tiggi di perairan utara Jawa Tengah tidak hanya mengakibatkan terhentinya lalu lintas penyeberangan dari dan ke kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara.
Situasi ini juga mengakibatkan pengapalan pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk kebutuhan masyarakat di kepulauan itu terhambat dan harus tertahan di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Ihwal ini diamini oleh Area Manager Communication Relation & CSR Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, yang dikonfirmasi di Semarang, Senin (26/12/2022).
Dikatakan, sampai saat ini PT Patra Niaga masih memantau dan memonitor secara intensif kondisi ombak di perairan utara Jateng serta terus berkoordinasi dengan instansi berwenang.
Karena kondisi cuaca perairan utara Jateng dan Laut Jawa pada umumnya dalam beberapa hari terakhir memang sedang kurang bersahabat, karena gelombang laut dilaporkan cukup tinggi.
Sehingga kelancaran pasokan BBM untuk kebutuhan masyarakat yang ada di Kepulauan Karimunjawa pun ikut terkendala.
“Kapal kami sudah memuat BBM jenis Pertalite sebanyak 36 kiloliter (KL) dan Biosolar hingga 90 KL dan sebenarnya sudah siap berlayar dari Semarang menuju SPBU di Karimunjawa, namun masih menunggu kondisi cuaca membaik,” jelasnya.
Kendati begitu, Brasto juga memastikan, untuk stok BBM jenis Dexlite di SPBU Karimunjawa terpantau masih mencapai 2,6 KL dengan ketahanan stok bisa mencapai 32 hari ke depan.
Ia berharap kondisi cuaca akan segera membaik dan penyaluran BBM kebutuhan warga di Kepulauan Karimunjawa dapat normal kembali.
“Semoga gelombang tinggi tersebut segera berakhir sehingga kami pasokan BBM melalui kapal bisa dilakukan secepatnya,” kata dia.