Senin 26 Dec 2022 17:30 WIB

40 Wisman Ikut Tertahan di Karimunjawa, Terbanyak Asal Eropa

Kepulangan mereka yang tertunda murni karena faktor cuaca.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Pulau Karimunjawa.
Foto: Antara
Pulau Karimunjawa.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara, Jawa Tengah, memastikan data terkini jumlah wisatawan yang masih tertahan di Kepulauan Karimunjawa mencapai 356 orang. Dari jumlah ini, 40 orang di antaranya merupakan wisatawan asal mancanegara.

Ke-40 orang wisatawan mancanegara ini antara lain berasal dari dari Belanda, Jerman, dan beberapa negara Eropa lainnya. “Paling banyak memang wisatawan dari Eropa,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jepara, Trisno Santosa, Senin (26/12/2022).

Mereka (wisatawan mancanegara), jelasnya, ada yang datang ke Karimunjawa melalui biro wisata dan sebagian dari mereka juga ada yang datang secara mandiri atau tanpa melalui biro perjalanan wisata.

Terkait situasi yang terjadi di Karimunjawa, Trisno berharap para wisatawan harus memaklumi dan memahami jika kepulangan mereka yang tertunda itu murni karena faktor cuaca yang tidak bersahabat Laut Jawa, termasuk di perairan Karimunjawa.

Sehingga sejak Jumat (23/12) sampai hari ini tidak ada layanan penyeberangan baik dengan Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Siginjai maupun Kapal Motor Cepat (KMC) Express Bahari dari Jepara ke Karimunjawa maupun sebaliknya.

Mengenai rencana evakuasi, Trisno membenarkan. Kapal Motor (KM) Kelimutu dijadwalkan tiba di Karimunjawa pada Selasa (27/12) sekitar pukul 17.00 WIB. Rencananya, ke- 356 orang akan diangkut menuju Semarang, melalui Pelabuhan Legon Bajak, Pulau Kemujan.

Sementara itu, Pemerintah Desa Karimunjawa mengukapkan, secara umum para wisatawan yang masih tertahan di Karimunjawa hingga saat ini kondisinya masih baik. Walaupun mereka harus tinggal lebih lama dari jadwal liburan sebelumnya.

Pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Karimunjawa juga telah menyediakan penginapan termasuk kebutuhan harian mereka, seperti makan tiap hari. Khususnya kepada para wisatawan yang mulai kehabisan uang dan perbekalan.

“Sehingga masih cukup aman, sebelum mereka bisa meninggalkan Karimunjawa yang direncanakan menggunakan KM Kelimutu,” ungkap petinggi Karimunjawa, Arif Setiawan.

Terkait kondisi cuaca yang tidak bersahabat dan memaksa para wisatawan harus tinggal lebih lama di Kepulauan Karimunjawa, sebelumnya para pelaku wisata dan pengelola homestay memberikan kelonggaran.

Pemkab Jepara, pada Ahad (25/12) kemarin, juga telah menggelar rapat koordinasi jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk membahas penanganan para wisatawan yang masih tertahan di Karimunjawa.

Dalam rapat ini, Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta menegaskan, pemkab tetap mengupayakan penanganan terbaik kepada ratusan wisatawan yang masih tertahan di sana.

Cuaca buruk disertai angin dan gelombang tinggi memaksa otoritas keamanan pelayaran setempat tidak memberikan izin berlayar bagi kapal penyeberangan dengan pertimbangan faktor keselamatan.

Pemkab Jepara, jelasnya, sudah merealisasikan posko di Kecamatan Karimunjawa untuk mendata wisatawan serta berbagai kebutuhan lainnya. Termasuk memberikan informasi terkait keadaan cuaca terbaru.

Juga berkirim surat ke Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI untuk meminta bantuan agar kapal Pelni membantu megevakuasi para wisatawan dari kepulauan Karimunjawa.

Pemkab Jepara, lanjut Edy juga mengimbau kepada Perkumpulan Hotel dan Restoran (PHRI) memberikan keringanan atau diskon biaya penginapan kepada wisatawan yang tertahan di Karimunjawa.

“Jika memang dibutuhkan, Pemkab Jepara bersama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan badan Amil Zakat Nasional (Baznas)  Jepara juga siap membuka dapur umum bagi para wisatawan,” jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement