REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin meresmikan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (27/12). Peresmian ini juga bersamaan dengan peresmian lima PLUT lainnya di lima daerah lainnya yakni Purworejo, Maros, Dairi, Kendari, dan di Buleleng.
"Saya sangat senang karena kehadiran layanan terpadu ini diharapkan menjadi akselerator tumbuh kembang koperasi, UMKM dan wirausaha yang selama ini ikut menggerakkan ekonomi Kabupaten Semarang," ujar Wapres.
Wapres yang didampingi Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki serta Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, PLUT memiliki posisi strategis sebagai pengembangan semangat kewirausahaan. Khususunya, percepatan transformasi pelaku usaha dari informal ke formal melalui pendampingan NIB, pendataan UMKM, pendampingan kemitraan, dan penyelenggaran inkubasi bagi UMKM.
Ia berharap kehadiran PLUT KUMKM ini dapat terus dikelola dan dikembangkan dengan baik oleh pemerintah daerah. Sehingga dapat meningkatkan rasio kewirausahaan yang baru sekitar 3,47 persen saat ini. "Menuju pencapaian target RPJMN 2020-2024, yaitu rasio kewirausahaan 3,95 persen dan pertumbuhan wirausaha baru 4 persen," ujarnya.
Wapres juga mengajak untuk menumbuhkembangkan kewirausahaan melalui PLUT KUMKM. Pemerintah terus mendorong konsep NEW PLUT yang diluncurkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM.
Dengan demikian, masyarakat dapat beradaptasi dan mampu terintegrasi dengan pola pertumbuhan ekonomi baru yang menjadi cara kerja dunia saat ini. "Jiwa kewirausahaan perlu dikenalkan sejak usia muda, dengan menanamkan pola pikir dan perilaku inovatif, kreatif dan mandiri, jujur dan pantang menyerah, termasuk dalam kurikulum pendidikan," kata dia.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki mengatakan saat ini sudah 74 PLUT di 74 kabupaten/kota yang tersebar di 32 provinsi di Indonesia. Teten mengatakan, PLUT merupakan program layanan pendampingan usaha dan pemberdayaan koperasi dan UMKM juga wirausaha berbasis teknologi secara komprehensif dan terpadu.
"Mengurus UMKM itu berbeda mengurus usaha besar, harus dilakukan pendampingan terus-menerus dari hulu ke hilir," ujar Teten.
Namun demikian, karena disrupsi digital dan perubahan perilaku masyarakat akibat pandemi, maka diperlukan dirancang ulang PLUT yang berbasis teknologi. Karena itu, Kemenkop UKM menginisiasi transformasi PLUT baru atau New PLUT dengan optimasi fungsi dan layanan utama yang lebih modern yaitu konsultasi dan pendampingan.
"Di awal 2022, kami melakukan redesign PLUT untuk memberikan pendampingan dan pembinaan menjadi lebih efektif di era 4.0," katanya.