Rabu 28 Dec 2022 08:53 WIB

Tingkat Literasi Keuangan Indonesia Masih Rendah 

Terdapat enam prinsip dalam perencanaan keuangan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Salah satu diskusi untuk meningkatkan literasi keuangan (ilustrasi)
Foto: Istimewa
Salah satu diskusi untuk meningkatkan literasi keuangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Saat ini, tingkat literasi keuangan di Indonesia masih rendah. Hal ini didasarkan pada Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2019 yang menyebutkan indeks literasi keuangan di Indonesia sebesar 38,03 persen dan indeks inklusi keuangan 76,19 persen.

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Widayat mengungkapkan, temuan lain berdasarkan survei OJK. Survei menyebutkan  mayoritas milenial sangat rentan terhadap finansial. "Sebab, dari pendapatan yang ditabung hanya 10,7 persen dan pendapatan habis untuk kebutuhan bulanan 51,1 persen," jelas Widayat dalam 'Sosialisasi Financial Planning', akhir pekan lalu.

Dijelaskan, perencanaan keuangan (financial planning) termasuk proses mencapai tujuan keuangan seseorang melalui manajemen keuangan secara terintegrasi dan terencana. Perencanaan keuangan diperlukan untuk mempersiapkan kondisi ketidakpastian penggunaan dana di masa mendatang.

Sehingga, masa depan lebih baik dan aman secara finansial, membuat hidup lebih tenang dan sehat, serta untuk mempersiapkan kebutuhan masa depan yang semakin tinggi. Selain itu, Widayat menyebutkan enam prinsip dalam perencanaan keuangan.

 

Pertama, memahami besar kecil pendapatan yang diterima. Yang kedua, yakni dapat menyisihkan uang untuk disimpan atau ditabung. Ketiga, menginvestasikan uang untuk masa depan.

Kemudian keempat, bijak dalam mengajukan dan menggunakan pinjaman. Lalu yang kelima memproteksi diri untuk keadaan darurat dan juga masa tua. "Yang tidak kalah penting adalah tidak belanja secara impulsif," jelas Widayat.

Senada yang disampaikan Widayat, Direktur Utama BPRS Artha Sinar Sejahtera Syariah, Aep Saepudin mengatakan, perencana keuangan bukan membuat seseorang menjadi kaya. Namun bagaimana agar rencana atau tujuan keuangan yang diinginkan bisa terpenuhi dengan sumber daya yang dimiliki.

Menurut dia, sesuatu yang direncanakan itu biasanya akan lebih terarah dan teratur. Dengan perencanaan keuangan yang jelas, seseorang juga akan lebih mudah dalam memastikan masa depannya.

Dia menilai menabung menjadi salah satu hal dalam perencanaan keuangan. "Secara tidak langsung kita juga mengikutsertakan diri kita dalam program negara untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara umum,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement