REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengklaim, jumlah warga miskin di Kota Pahlawan mengalami penurunan drastis sepanjang 2022. Pada awal 2022, jumlah warga miskin di Surabaya tercatat 1,3 juta jiwa.
Sedangkan memasuki akhir 2022, jumlah warga miskin di Surabaya tinggal 219.427 jiwa, atau turun sekitar 83,1 persen. "Total keluarga miskin di Surabaya 219.427 jiwa. Jumlahnya turun drastis," kata Eri, Jumat (30/12/2022).
Eri menyatakan, pihaknya bakal terus berupaya mengentas 219.427 jiwa atau 75.069 KK agar lepas dari jurang kemiskinan. Eri bahkan menargetkan, dalam kurun waktu satu tahun ke depan, sebanyak 75.069 KK itu bisa terlepas dari status warga miskin.
"Targetnya satu tahun. Kita bergerak bersama dengan RW-nya. Karena saya ingin membangun Surabaya ini dengan guyub rukun," ujarnya.
Menurut dia, intervensi yang dilakukan Pemkot Surabaya tak hanya menyasar warga miskin. Namun juga dilakukan terhadap warga yang rentan atau pramiskin.
Kedua kategori masyarakat ini mendapatkan intervensi yang sama seperti bantuan seragam, sekolah gratis, BPJS kesehatan, hingga pekerjaan. "Kalau keluarga miskin, kita berikan tambahan seperti bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) dan macam-macam," kata dia.
Pemkot juga diakuinya berupaya menambah penghasilan warga miskin dan rentan miskin agar ekonominya meningkat. Salah satunya dengan mengalokasikan anggaran Rp 3 triliun pada 2023 untuk program kerja bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Melalui anggaran tersebut, pihaknya ingin mengangkat perekonomian UMKM dari keluarga miskin. "Sehingga orang Surabaya tidak njagakno (menggantungkan) bantuan saja. Tapi bagaimana dia bisa berusaha dan lepas dari kemiskinan," ujarnya.
Eri menjelaskan penentuan status warga miskin di Kota Pahlawan dilakukan berdasarkan keputusan bersama RT/RW, lurah, dan masyarakat. Penentuan warga miskin ini sesuai dengan 14 kriteria standar kemiskinan Badan Pusat Statistik (BPS).
"Saya tidak ingin bahwa pemerintah yang menentukan sendiri (warga miskin). Tapi ditentukan oleh warga sekitar di dalam satu RT itu," kata Eri.
Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya, Anna Fajriatin, mengungkapkan faktor turunnya jumlah warga miskin dari 1,3 juta jiwa menjadi 219.427 jiwa. Salah satunya karena intervensi yang diberikan, seperti melalui program padat karya.
Anna memastikan, sebelumnya daftar warga miskin di Kota Surabaya telah dilakukan verifikasi ulang. Verifikasi data warga miskin ini dilakukan bersama-sama oleh RT/RW, lurah, Kader Surabaya Hebat (KSH), serta masyarakat setempat.
"Ada proses verifikasi yang kemarin dilakukan berdasarkan usulan warga, dari KSH, RT dan RW," ujarnya.