REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Wali Kota Solo Gibran Rakabuming mengungkap beberapa hasil dari kunjungannya selama sepekan di Uni Emirat Arab (UEA). Selain bertemu sejumlah pejabat di sana, Gibran juga sempat mengunjungi universitas dan museum.
"Ketemu menteri, dubes, Pangeran, MBZ university," kata Gibran ketika ditemui di Balai Kota Solo.
Selain itu, putra sulung Presiden Jokowi tersebut juga mengadakan kunjungan di beberapa museum yang ada di UEA. Bahkan ia mendapatkan beberapa hal untuk diterapkan di museum yang ada di kota Solo.
"Datang ke beberapa museum yang saya rasa nanti bisa diterapkan di Museum Pedaringan dan Islamic Center," katanya.
Adapun ketika kunjungan ke MBZ University, ia menemukan jurusan unik, yakni jurusan toleransi dan keberagaman. Menurutnya hal tersebut bisa diterapkan di Islamic Center.
"Nanti itu kita terapkan di Islamic Center. Kemarin dari dr Khalid intinya di UEA sana akan ada beberapa imam yang asli Indonesia balik ke Solo setahun nanti balik ke UEA untuk S2 S3 gratis, tapi nanti tidak lebih dari setahun itu teknis. Pokoknya kita saling tukar menukar. Pokoknya universitasnya sangat mendukung sekali untuk kegiatan-kegiatan yang di masjid dan Islamic Center itu," katanya.
Gibran menjelaskan inti dari kunjungannya selain untuk dana hibah juga untuk penerapan pembelajaran toleransi di Islamic Center. Sedangkan sasarannya untuk semua umur. "Ya yang penting mau kita ambil dari sana itu, yang di tempat lain tidak ada. (Sasaran usianya?) Ya semua," ujarnya.
Sekadar informasi, kunjungan Gibran ke UEA untuk mendapatkan dana hibah senilai 15 juta dolar atau senilai Rp 236 miliar. Dana tersebut masih dalam proses pencairan. "Segera ya, nanti biar diurus dulu administrasinya. Sebentar lagi tunggu wae," kata dia.
Dana hibah tersebut nantinya akan dibagi di beberapa sektor. Yakni mulai dari pembenahan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), penyaluran bantuan sosial, pembangunan Pasar Tunggulsari dan pasar daruratnya.
Selain itu, akan dialokasikan juga untuk peningkatan kualitas jalan lingkungan, penataan kawasan Baluwarti, pembangunan GOR Indoor Manahan, nutrisi ibu hamil berisiko stunting, fasilitas TI Dinas Pendidikan, hingga penataan kawasan Ngemplak-Tirtonadi.
"(15 juta USD untuk apa?) Ada RTLH, pengaspalan, GOR Indoor yang mangkrak itu, posyandu, puskesmas, sekolah-sekolah," tegasnya.