REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemerintah resmi menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi jenis Pertamax, Selasa (3/1/2023) siang. Sejumlah masyarakat pengguna BBM non-subsidi bersyukur dengan adanya penurunan harga ini.
"Alhamdulillah ya lumayan," kata Sukatma (65 tahun), warga Karangwuni, Sleman, DIY, kepada Republika.
Hal senada juga diungkapkan Nilma (20 tahun). Ia menyambut baik turunnya harga BBM non subsidi. Nilma mengatakan uangnya bisa ia gunakan untuk keperluan lain.
"Untuk ke cafe," kata mahasiswa asal Boyolali yang tengah berkuliah di Yogyakarta itu.
Hal senada disampaikan Akhmad (25 tahun). Menurutnya semakin murah harga maka akan semakin meringankan beban konsumen. Ia berharap penurunan harga BBM juga berdampak pada turunnya harga bahan pokok.
"Jangan sampai saat terjadi kenaikan bahan bakar menjadi momentum pedagang untuk menaikkan harga produknya, sedangkan saat harga BBM turun, tidak ikut menyesuaikan," ujarnya.
Ia berharap, penurunan harga tidak hanya pada Pertamax, tetapi juga Pertalite. Sebab menurutnya masyarakat masih banyak menggunakan Pertalite.
"Justru aneh, saat Pertamax turun, Pertalite tidak ikut turun, namun saat naik, BBM seperti Pertalite juga ikut dinaikkan," katanya.
Berdasarkan pantauan di SPBU Pertamina Jalan Kaliurang Km 5, terlihat tidak terlalu banyak kendaraan bermotor yang mengisi Pertamax. Berbeda dengan kendaraan Pertalite yang antreannya mengular.
Pemandangan serupa terpantau di SPBU Pertamina di Jalan Kaliurang Km 8. Sedangkan SPBU Pertamina di Jalan Affandi terpantau tutup sesaat setelah ada perubahan harga. Namun terlihat beberapa petugas SPBU tengah berkumpul di sekitaran pom bensin.
Petugas SPBU Pertamina Jalan Kaliurang Km 5, Anip menilai, masih sepinya pembeli Pertamax dikarenakan banyaknya masyarakat yang belum tahu terkait harga terbaru Pertamax. Meski demikian, Pertamax tetap dibeli masyarakat meski beberapa waktu lalu sempat mengalami kenaikan harga.