REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Langkah pemerintah dalam membantu Pemeritah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah dan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dalam menangani problem banjir di wilayah Kota Semarang terus dilakukan.
Pembangunan sejumlah infrastruktur pengendali banjir di Semarang oleh pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjadi strategi dalam mengatasi problem yang masih terjadi di Ibu Kota Provinsi Jateng ini.
Termasuk pembenahan sejumlah infrastruktur jalan dan jembatan yang selama ini jamak menghadapi problem genangan banjir, seperti di flyover Jalan Kaligawe Raya (jalur utama pantura Semarang-Demak) dalam waktu dekat.
Terkait banjir yang terjadi di Kota Semarang bersamaan dengan momentum pergantian tahun 2022/2023 ini, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, menyebut curah hujan memang cukup ekstrim.
Sehingga pompa sebagai infrastruktur pengendali banjir yang sudah dioperasionalkan secara optimal belum mampu untuk mengendalikan genangan, pada saat debit air meningkat dengan cepat.
“Kapasitas pompa di sini 10 meter kubik per detik, kemarin debit air melonjak hingga mencapai 65 meter kubik per detik,” ungkapnya, saat meninjau banjir di wilayah Trimulyo, Kecamatan Genuk, Kota Semarang.
Sehingga, lanjutnya, sampai hari ini genangan banjir di lingkungan Trimulyo masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan wilayah Genuk lainnya, yang penurunan elevasi banjirnya relatif lebih cepat.
Maka nanti di Kali Sringin akan ditambah lagi menjadi delapan pintu dan di Kali Tenggang ada enam pintu air yang dapat dibuka tutup menyesuaikan pasang-surut.
Selain itu, untuk mengatasi genangan di titik flyover tol di Kaligawe juga harus diupayakan konstruksi yang lebih tinggi agar jalan raya yang ada di bawahnya dan selama ini selalu tergenang, konstruksinya bisa dibuat lebih tinggi.
“Sudah direncanakan, pelaksanaannya enam bulan akan dikerjakan setelah Lebaran supaya tidak mengganggu aktivitas (lalu lintas) arus mudik Lebaran nanti,” tegas Menteri PUPR.