REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Warga yang bermukim di sekitar bantaran sungai Kaligarang, di wilayah Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang diminta waspada terhadap potensi banjir akibat luapan air sungai ini.
Cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan dengan intensitas lebat serta durasi yang lama berpotensi mengakibatkan debit air sungai Kaligarang meningkat dengan tajam.
Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha mengungkapkan, luapan air sungai Kaligarang, di samping SMKNU Ungaran dan menggenangi beberapa pemukiman warga, Rabu (4/1/2023) malam, menjadi peringatan.
"Setelah kita cek di lokasi semalam, ternyata luapan air sungai tersebut akibat sedimentasinya yang sudah cukup tinggi," ungkapnya, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (5/1/2023).
Untuk itu, lanjut Ngesti, warga yang tinggal di bantaran sungai Kaligarang di wilayah Kabupaten Semarang agar selalu waspada pada saat hujan turun dengan intensitas lebat.
Terlebih prediksi cuaca dari BMKG, curah hujan yang sangat tinggi masih akan berlangsung di wilayah Kabupaten Semarang. "Saya minta masyarakat meningkatkan kewaspadaan," katanya
Terkait dengan tingginya sedimentasi di sungai Kaligarang ini, bupati akan berkoordinasi dengan pemangku kebijakan sungai agar ada upaya pengurangan sedimentasi. Sehingga badan sungai Kaligarang ini akan kembali optimal untuk menampung lonjakan debit air sungai, khususnya pada saat curah hujan cukup tinggi.
Kepada masyarakat yang berada di kawasan DAS Kaligarang juga diimbau untuk ikut menjaga dan merawat kelestarian lingkungan sungai agar tidak memperparah sedimentasi yang terjadi. "Kita harus bersama- sama menangani problem lingkungan kawasan sungai ini, agar bencana alam yang dampaknya lebih besar bagi kehidupan dapat dihindari," tambah Ngesti.
Terkait tingginya curah hujan, bupati juga mengimbau seluruh aparat desa siaga dan aktif menginformasikan situasi yang ada di lingkungannya. "Terutama yang wilayahnya rawan longsor dan banjir," katanya.