Kamis 05 Jan 2023 16:39 WIB

Banjir Bandang Terjang Wonosobo, 31 Rumah Terdampak

Tanggul jebol terjadi pada Rabu (4/1/2023) sore.

Warga menyusuri jalan yang terendam banjir (ilustrasi)
Foto: ANTARA/SULTHONY HASANUDDIN
Warga menyusuri jalan yang terendam banjir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WONOSOBO -- Jebolnya tanggul saluran irigasi di Dusun Kasiran, Kelurahan Mlipak, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, mengakibatkan terjadinya banjir bandang di wilayah setempat. Sebanyak 31 rumah pun terdampak banjir.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Wonosobo Bambang Triyono menyampaikan tanggul jebol terjadi pada Rabu (4/1) sore mengakibatkan 31 rumah mengalami kerusakan berupa tembok jebol, kerusakan perabot rumah tangga, dan rumah penuh lumpur.

Ia menyampaikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun pemilik rumah mengungsi ke sanak saudara atau tetangga yang kondisinya lebih aman.

"BPBD masih terus berupaya mengadakan pendataan tentang kerugian, serta mengambil langkah antisipasi karena saat ini tanggul jebol belum diatasi secara total. Air di saluran tersebut dialirkan ke tempat lain untuk mengatasi sementara waktu karena saat ini masih sering terjadi hujan," kata dia.

Saat ini warga bersama TNI, Polri, dan para relawan bergotong-royong membersihkan rumah dari genangan lumpur. Camat Wonosobo Joko Widodo mengatakan bencana merupakan kejadian alam, sebagai umat manusia berupaya agar kerugian bisa diminimalkan.

"Salah satu penyebab dari jebolnya saluran ini adalah karena saluran air yang tersumbat sampah sehingga meluap dan menyebabkan tanggul tidak kuat menahan air sehingga jebol, " ujarnya.

Dengan adanya kejadian bencana banjir bandang ini ia mengajak dan mengimbau kepada semua pihak agar peduli dengan lingkungan sekitar. "Yakni dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, khususnya ke saluran air atau sungai yang bisa mengakibatkan bencana," kata dia.

Kepala Bidang Sumber Saya Air Dinas PUPR Wonosobo Eko Permono menyampaikan tanggul jebol tersebut di Irigasi Mangli sepanjang 21 meter dengan tinggi sekitar dua meter mengakibatkan banjir bandang dan menerjang perumahan warga.

Secara teknis, katanya, saluran irigasi ini bisa menampung air irigasi karena berdasarkan perhitungan debit air irigasi memang dengan dimensi saluran yang ada sudah bisa tertampung. Tetapi karena intensitas curah hujan yang cukup tinggi ditambah buangan air yang masuk ke saluran mengakibatkan saluran tidak bisa menampung volume air dan akhirnya terjadi longsor.

Ia menuturkan penanganan sementara dengan biobag dan juga dengan karung agar ketika terjadi hujan air tidak mengalir ke bekas longsoran. Untuk sementara saluran irigasi ini ditutup. Air yang mengalir di saluran ini adalah air buangan dan air hujan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement