REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember melakukan diskusi bersama pada Kamis (5/1/2023). Selain rektor, UMM juga hadir para pakar dan profesor untuk memberikan arahan agar pelaksanaan program kerja sama bisa segera berjalan dengan baik.
Bupati Jember, Hendy Siswanto mengatakan, pertemuan ini menjadi tindak lanjut kerja sama yang sudah dijajaki. Untuk mencapai tujuan Jember yang mandiri, pihaknya menggandeng UMM dan para pakarnya.
"Utamanya di bidang pertanian yang fokus pada pertaniain organik dan turunannya. Kemudian yang kedua adalah energi baru terbarukan (EBT)," kata Hendy dalam pesan pers yang diterima Republika, Jumat (6/1/2023).
Dalam diskusi tersebut sudah dilakukan pemetaan area yang digarap untuk pengembangan beras organik, pupuk organik, dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH). Agar bisa segera diimplementasikan, dalam kesempatan itu juga langsung dibentuk tim task force di lapangan. Tim ini terdiri atas pihak UMM dan Pemkab Jember.
Selanjutnya, pihaknya juga akan berkunjung ke UMM untuk melihat berbagai inovasi yang sudah dilakukan. Hal ini penting mengingat pupuk organik, beras organik, dan PLTMH sudah diimplementasikan UMM sejak lama. Oleh sebab itu, hal tersebut tidak perlu lagi diragukan.
Sementara itu, Rektor UMM Fauzan mengaku senang dengan penjelasan Bupati Jember yang tidak ingin matahari dan air di Jember tidak boleh disia-siakan. Harus ada program konkret yang bisa ditangkap dan menjadi sumber energi pendukung bagi warga Jember.
Fauzan memastikan sinergitas ini akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat. Pihaknya tidak ingin bertele-tele dan harus ada langkah konkret yang akan segera dilakukan. UMM juga berkomitmen untuk bersama-sama membangun sustainability bagi masyarakat Jember.